www.pasjabar.com — Polemik seputar pembayaran royalti untuk lagu nasional yang diputar di stadion saat pertandingan Timnas Indonesia akhirnya mendapat respons tegas dari PSSI.
Isu ini mencuat setelah Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN) sempat mengklaim lagu kebangsaan Indonesia Raya memerlukan royalti jika diputar dalam konteks komersial.
PSSI pun tak tinggal diam dan langsung memberikan bantahan keras. Organisasi sepak bola tertinggi di Indonesia ini menyebut bahwa mengaitkan lagu nasional dengan royalti adalah hal yang keliru.
Di sisi lain, Komisioner LMKN Bidang Kolekting dan Lisensi, Yessi Kurniawan, kemudian mengklarifikasi pernyataannya.
Yessi menegaskan bahwa Indonesia Raya berstatus sebagai public domain sehingga tidak terikat hak cipta.
Namun, PSSI tetap merasa perlu memberikan pernyataan resmi karena isu ini sudah menimbulkan kegaduhan di masyarakat, terutama di kalangan suporter.
PSSI: Lagu Kebangsaan Adalah Perekat Nasionalisme
Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi, dalam pernyataan resminya pada Rabu (13/8), menekankan bahwa lagu-lagu nasional berfungsi sebagai perekat dan pembangkit rasa nasionalisme.
Ia mengungkapkan, “Menggema di Stadion GBK dengan puluhan ribu suporter menyanyikan lagu ini, ada yang merinding bahkan ada yang menangis. Itulah nilai-nilai yang terkandung dalam lagu kebangsaan ini.”
Baginya, nilai-nilai patriotisme tersebut jauh lebih penting daripada urusan finansial.
Yunus Nusi juga menambahkan bahwa para pencipta lagu nasional tidak pernah bertujuan mencari keuntungan finansial dari karya mereka.
Menurutnya, lagu-lagu seperti Indonesia Raya, Tanah Airku, dan Indonesia Pusaka diciptakan dengan ketulusan di tengah perjuangan bangsa.
Ia meyakini, “Kami yakin tidak pernah terbersit di benak sang pencipta bahwa lagu ini kelak harus dibayar bila setiap individu atau elemen mana pun menyanyikannya.”
Mereka menciptakan lagu tersebut sebagai lagu perjuangan, bukan untuk mendapatkan imbalan.
PSSI Minta Aturan Royalti Dihapus
Sikap PSSI terhadap polemik ini sangat jelas. Mereka meminta agar aturan terkait royalti lagu nasional segera dihapus karena dianggap tidak produktif dan hanya menimbulkan kegaduhan.
Yunus Nusi mengatakan, “Sebaiknya aturan ini segera dihapus karena berisik, membuat gaduh, dan tidak produktif.”
Menurutnya, isu ini mengalihkan fokus dari hal-hal yang lebih substansial, yaitu dukungan penuh terhadap Timnas Indonesia.
PSSI berharap polemik ini tidak berlarut-larut. Mereka ingin suporter dan semua pihak kembali fokus mendukung perjuangan Timnas Indonesia.
Dengan demikian, energi yang seharusnya digunakan untuk membangun sepak bola nasional tidak terbuang sia-sia untuk hal-hal yang tidak esensial.


	    	









