BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Wali Kota Bandung, Mohamad Farhan, melakukan kunjungan ke Rumah Singgah Kanker Anak Indonesia yang berlokasi di kawasan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat.
Kehadiran rumah singgah yang merupakan inisiatif masyarakat ini, disebut Farhan sebagai bentuk nyata solidaritas dan kepedulian warga Bandung terhadap sesama.
Farhan, yang akrab disapa Kang Farhan, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas keberadaan rumah singgah tersebut.
Menurutnya, di tengah keterbatasan pemerintah dalam hal anggaran dan birokrasi, peran serta masyarakat menjadi kunci. Dalam menciptakan ruang peduli untuk anak-anak penderita kanker.
“Secara struktural maupun anggaran, pemerintah tidak mudah untuk membangun rumah singgah seperti ini. Karena itu, keberadaan rumah singgah yang diinisiasi warga ini sangat penting. Menjadi bagian dari ekosistem penanganan anak-anak penderita kanker di Kota Bandung,” ujar Farhan.
Rumah Singgah Kanker Anak Indonesia di Batununggal ini telah menjadi tempat berlindung sementara. Bagi anak-anak penderita kanker beserta keluarga mereka.
Di rumah singgah ini, mereka mendapatkan dukungan moril, tempat tinggal sementara, serta kebersamaan dengan sesama pejuang kanker.
Farhan menegaskan bahwa momentum Hari Kemerdekaan ke-80 ini harus menjadi pengingat. Bahwa semangat kemerdekaan bukan hanya tentang merayakan kebebasan, tetapi juga membangun solidaritas antarwarga.
“Di momen Hari Kemerdekaan ini kita diingatkan bahwa dengan jiwa-jiwa merdeka. Solidaritas untuk sesama anak bangsa bisa terus terbentuk dan tumbuh,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga dan mendukung inisiatif masyarakat seperti rumah singgah ini agar bisa terus berkelanjutan.
“Rumah singgah ini bukan hanya tempat tinggal, tapi simbol kepedulian warga Bandung. Pemerintah tentu akan berusaha hadir mendukung, tetapi semangat gotong royong masyarakatlah yang membuat hal ini istimewa,” kata Farhan.
Kunjungan tersebut disambut hangat oleh pengelola dan anak-anak yang tinggal di rumah singgah.
Momen itu sekaligus menjadi refleksi bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika seluruh elemen bangsa bersatu untuk saling membantu. Terutama bagi mereka yang tengah berjuang melawan penyakit. (uby)












