Sumut, www.pasjabar.com — Timnas Indonesia U17 harus mengakui keunggulan Mali U17 dengan skor 1-2 dalam laga pamungkas alias matchday ketiga Piala Kemerdekaan 2025. Pertandingan berlangsung di Stadion Utama Sumatera Utara, Deli Serdang, Senin (18/8/2025) malam.
Dengan hasil ini, Garuda Muda besutan Nova Arianto gagal meraih gelar juara dan hanya finis sebagai runner-up turnamen. Sementara itu, Mali U17 keluar sebagai kampiun setelah menyapu bersih seluruh laga dengan kemenangan.
Hasil Pertandingan
Sejak menit awal, Mali langsung menunjukkan agresivitas mereka. Peluang pertama hadir di menit ke-6 ketika tandukan Zumania Ballo memaksa Dafa Gasemi melakukan penyelamatan gemilang. Gempuran berlanjut, hingga menit ke-23 Mali membuka keunggulan lewat tandukan keras Ballo setelah memanfaatkan umpan silang.
Tak berhenti di situ, Mali kembali mencetak gol pada menit ke-34 melalui sepakan jarak jauh Seido Dembele yang gagal dibendung Dafa. Skor berubah 0-2 untuk tim tamu.
Garuda Muda akhirnya bisa memperkecil ketertinggalan. Menit ke-37, Fadly Alberto memanfaatkan lemparan jauh rekan setimnya dan sukses menanduk bola ke gawang Mali. Skor 1-2 menutup babak pertama.
Di babak kedua, Mali tetap menguasai jalannya permainan. Namun, pertahanan Indonesia lebih disiplin sehingga tidak ada tambahan gol. Hingga peluit panjang dibunyikan, skor bertahan 1-2 untuk kemenangan Mali U17.
Komposisi Pemain dan Strategi
Pelatih Nova Arianto menurunkan formasi 3-4-3 dengan Dafa Gasemi di bawah mistar. Lini belakang diisi Putu Panji, Mathew Baker, dan Algazani. Di sektor tengah ada Eizar Jacob, Fabio Azkairawan, Evandra Florasta, dan Nazriel Alfaro. Sedangkan trisula lini depan diisi Fadly Alberto, Dimas Adi Prasetyo, dan Mierza Firjatullah.
Mali tampil dengan formasi 3-4-1-2. Mereka mengandalkan Ballo dan Bomba di lini depan, disokong Dembele sebagai playmaker. Strategi pressing dan transisi cepat Mali beberapa kali membuat lini pertahanan Indonesia kewalahan.
Klasemen Akhir Piala Kemerdekaan 2025
Kekalahan ini memastikan Indonesia U17 hanya mengoleksi 4 poin dari 3 laga. Mali keluar sebagai juara dengan poin sempurna 9, disusul Indonesia (4 poin), Tajikistan (2 poin), dan Uzbekistan (1 poin).
Bagi Garuda Muda, hasil ini memang mengecewakan, namun menjadi pengalaman berharga untuk menghadapi kompetisi level Asia mendatang. Nova Arianto menegaskan bahwa pembenahan akan segera dilakukan, terutama dalam hal konsistensi permainan dan penyelesaian akhir.
Evaluasi untuk Garuda Muda
Meski gagal juara, Indonesia U17 tetap menunjukkan potensi besar. Barisan pemain muda seperti Dafa Gasemi, Fadly Alberto, dan Mierza Firjatullah tampil menonjol. Namun, kelemahan dalam menjaga konsentrasi dan mengantisipasi bola mati menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dibenahi.
Turnamen Piala Kemerdekaan 2025 bisa menjadi cermin agar Garuda Muda lebih siap menghadapi turnamen resmi seperti Kualifikasi Piala Asia U17 dan ajang internasional lainnya.












