Bandung, www.pasjabar.com — Kabar duka datang dari dunia seni tari Indonesia. Maestro Tari Sunda, Irawati Jogasuria Ardjo, yang lebih dikenal sebagai Irawati Durban, meninggal dunia pada Rabu malam (10/9/2025) pukul 22.55 WIB. Kabar ini disampaikan melalui akun Facebook pribadi almarhumah, lengkap dengan ucapan duka dari keluarga dan kerabat dekat.
“Selamat jalan Maestro Tari Irawati Durban. Semoga amal dan ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT,” tulis unggahan tersebut.
Jenazah rencananya akan dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park pada Kamis (11/9/2025). Sebelum dimakamkan, jenazah disemayamkan terlebih dahulu di rumah duka di Jalan Gunung Putri, Ciumbuleuit, Bandung, Jawa Barat.
Awal Perjalanan Seorang Maestro
Lahir di Bandung pada 22 Mei 1943, Irawati Durban sudah menunjukkan bakat seni sejak usia muda. Dikenal dengan sapaan akrab Bi Yayang, ia memulai debutnya sebagai penari pada 1955.
Meski sempat menempuh pendidikan Arsitektur Interior di ITB, kecintaannya pada dunia tari membuatnya menempuh jalan yang berbeda.
Tak hanya menjadi penari, Irawati juga dikenal sebagai koreografer dan pendidik. Ia aktif mengajar di Universitas Parahyangan dan kemudian di STSI Bandung (sekarang ISBI) hingga pensiun pada 2008.
Karya-Karya yang Menghidupkan Tari Sunda
Kontribusi Irawati dalam dunia tari tidak main-main. Ia dikenal melakukan renovasi beberapa tarian tradisional, seperti Tari Merak, Surengpati, dan Srenggana pada 1965. Tak hanya itu, ia juga menciptakan karya-karya baru seperti Tari Balon (1956), Tari Bambu (1961), Tari Puspa Apsari (1977), dan Tari Simbar Kembar (1979).
Karya-karyanya dikenal membawa nafas baru tanpa meninggalkan keaslian budaya Sunda. Gerakan tari hasil kreasinya banyak dijadikan rujukan oleh generasi muda maupun peneliti seni.
Mengenalkan Tari Sunda ke Dunia
Pada 1974, Irawati mendapat kesempatan menjadi pengajar Tari Sunda di Centre for World Music, University of California.
Dari sanalah ia memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara ke panggung dunia. Sejak 1957, ia rutin ikut serta dalam misi kesenian Indonesia ke luar negeri, menjadi duta budaya yang memperkenalkan Tari Sunda ke berbagai negara.
Pusbitari ID: Warisan Abadi Irawati Durban
Puncak dedikasi Irawati pada dunia tari adalah berdirinya Pusat Bina Tari Irawati Durban (Pusbitari ID) pada 1986. Melalui lembaga ini, ia mendidik ribuan generasi muda untuk mengenal, mencintai, dan melestarikan Tari Sunda.
Berkat jasanya, Tari Jaipong, Kebyar, dan karya-karya orisinal lainnya tetap hidup hingga kini. Kepergian Irawati Durban menjadi kehilangan besar bagi dunia seni, namun semangat dan karyanya akan terus hidup menginspirasi bangsa.










