WWW.PASJABAR.COM – Persib Bandung sedang di atas awan. Pujin demi pujian terus dilayangkan kepada skuad asuhan Bojan Hodak itu.
Sebab, di laga terakhir yang dilakoni, yaitu saat melawan Bangkok United di ACL 2 2025/2026, Persib Bandung meraup tiga poin. Tak tanggung-tanggung, Persib menang dengan skor 2-0 di kandang Bangkok United.
Skor itu membuat Persib Bandung sejauh ini ada di peringkat kedua klasemen Grup G. Persib mengoleksi empat poin. Sedangkan posisi puncak ditempati Lion City Sailors yang juga memiliki empat poin.
Hasil ini memberi asa tersendiri. Persib diyakini akan lolos dari fase grup. Itu berbeda dengan pencapaian musim lalu yang hanya bisa sampai di fase grup, bahkan jadi juru kunci grup.
Petaka
Namun, di tengah euforia yang ada, Persib justru menuai petaka. Dua sanksi diberikan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI berdasarkan hasil sidang pada 25 September lalu.
Sanksi pertama adalah denda Rp25 juta bagi Persib. Hukuman ini diberikan karena ada suporter Persib yang hadir di Stadion Kanjuruhan pada laga Arema FC vs Persib.
Berdasarkan regulasi, hingga kini memang masih berlaku larangan untuk suporter hadir di laga tandang. Mereka hanya boleh menyaksikan laga kandang saja.
Jika dilanggar, maka sanksi akan diberikan. Hal ini yang kemudian dilanggar dan sanksinya harus ditelan Persib.
Sanksi kedua dialamatkan secara khusus untuk pemain Persib, yaitu Frans Putros. Pemain asal Irak berposisi bek itu diganjar kartu merah langsung di laga kontra Arema.
Ternyata, hukuman tak cukup sampai di sana. Komdis PSSI memberikan hukuman tambahan bagi Frans Putros yaitu tambahan larangan bermain dua laga.
Itu artinya, Frans Putros harus absen dalam tiga laga bersama Persib. Ini jadi kerugian tersendiri bagi Persib.
Terlebih, tenaga Frans Putros selama ini benar-benar diandalkan. Apalagi, ia termasuk pemain versatile alias bisa dimainkan di berbagai posisi.
Persib sendiri menghormati sanksi yang diberikan Komdis PSSI. Keputusan itu menjadi bahan pembelajaran tersendiri bagi Persib ke depan.
“Bagi kami, setiap keputusan resmi federasi harus dihormati. Ini menjadi kesempatan bagi tim untuk belajar dan memperbaiki diri, baik secara individu maupun kolektif,” kata Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Adhitia Putra Herawan.
“Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi seluruh pemain untuk lebih berhati-hati dan tetap menjaga semangat fair play di setiap laga. Persib berkomitmen untuk selalu menunjukkan permainan yang sportif dan berkelas,” tutup Adhitia. (ars)