BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Sebuah karya sastra lintas negara lahir dari kolaborasi antara SMK Pasundan 1 Kota Cimahi, SMK Pasundan 3 Kota Cimahi, dan Kolej Vokasional Tanjung Putri Malaysia.
Lewat buku antologi puisi bertajuk “Dari Sahabat”, para guru dan siswa dari dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia, mengekspresikan nilai persahabatan, kebudayaan, dan bahasa dalam untaian kata yang menyentuh.
Peluncuran buku ini digelar secara hybrid (daring dan luring) pada Rabu (29/10/2025) di Aula Mandalasaba, Kampus Universitas Pasundan (Unpas) Jalan Tamansari No 6-8, Kota Bandung.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh pendidikan, antara lain Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc., Ketua YPDM Pasundan yang diwakilkan oleh pengurus, Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Jawa Barat Wilayah VII, Pengarah Kolej Vokasional Tanjung Putri Malaysia.
Dekan FKIP Unpas, Kaprodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Unpas, serta para kepala sekolah dari SMK dan SMA Pasundan di Bandung dan Cimahi. Hadir pula para tamu undangan serta siswa dari kedua kota secara langsung maupun daring.
“Dari Sahabat” Simbol Persahabatan dan Kolaborasi Lintas Negara

Dalam sambutannya, Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi menyampaikan apresiasi dan rasa bangga terhadap karya yang dinilainya istimewa tersebut.
Ia menilai, buku “Dari Sahabat” bukan sekadar kumpulan puisi, melainkan simbol kolaborasi dan semangat belajar lintas batas negara antara guru dan siswa dari Indonesia dan Malaysia.
“Buku ini adalah simbol persahabatan, kolaborasi, dan semangat belajar lintas batas negara antara guru dan siswa dari Indonesia dan Malaysia. Kami percaya, kerja sama antarnegara dalam bidang pendidikan merupakan fondasi penting untuk membangun masa depan yang damai dan berpengetahuan,” ujarnya.
Prof. Azhar menambahkan, karya seperti ini sejalan dengan semangat Unpas sebagai lembaga pendidikan yang mendorong kolaborasi internasional serta penguatan nilai-nilai kemanusiaan melalui pendidikan, budaya, dan literasi.
“Melalui karya ini kita belajar bahwa ilmu pengetahuan dan kreativitas tidak mengenal batas geografis. Semoga semangat persahabatan yang tumbuh melalui buku ini terus terpelihara dan berkembang di masa depan,” tambahnya.
Memartabatkan Bahasa Serumpun Melalui Karya Sastra
Kepala SMK Pasundan 3 Kota Cimahi, Subaryo, S.Pd., M.Pd., dalam sambutannya menyampaikan rasa bangga atas kolaborasi yang telah terjalin sejak 2017 antara sekolah-sekolah Pasundan dan lembaga pendidikan di Malaysia.
“Dengan buku ini, kami berusaha memartabatkan bahasa Indonesia dan bahasa serumpun. Ini juga menjadi bukti bagaimana keluarga besar Pasundan menegakkan eksistensinya di dunia internasional. Buku ini bukan hanya dokumen, tapi upaya untuk memperkokoh persahabatan kedua bangsa,” tutur Subaryo.
Dalam wawancaranya, Subaryo menjelaskan bahwa buku “Dari Sahabat” merupakan hasil kerja sama guru dan siswa dari ketiga lembaga pendidikan tersebut, yang juga bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa.
“Buku ini mencoba memartabatkan bahasa Indonesia dan menggelorakannya di tingkat internasional. Karena ini edisi pertama, tahun berikutnya kami akan berkolaborasi lebih luas lagi, agar persahabatan Indonesia–Malaysia semakin kuat,” jelasnya.

Proses penyusunan buku dimulai sejak Agustus 2025 dan melibatkan para siswa serta guru dari kedua negara. Acara peluncuran juga dimeriahkan dengan berbagai persembahan kesenian Indonesia dan Malaysia, serta pembacaan puisi dari isi buku tersebut.
Harapan dari Generasi Muda
Salah satu penulis muda dalam buku “Dari Sahabat”, Ferlinka Mega Syahira, siswi SMK Pasundan 1 Cimahi, turut berbagi pengalaman saat menulis puisi berjudul “Budaya Menjadi Saksi.”
“Penulisannya kurang dari seminggu. Tantangannya mencari inspirasi kata-kata, karena sebagai pelajar, kosa katanya masih terbatas. Kami saling bertukar karya dengan siswa Malaysia — mereka menulis untuk kami, dan kami menulis untuk mereka,” ungkapnya.
Ferlinka berharap, kegiatan ini bisa menjadi awal bagi kolaborasi yang lebih erat di masa depan.
“Semoga hubungan Indonesia dan Malaysia terus berjalan baik dan ke depannya bisa ada pertukaran pelajar lagi,” ujarnya penuh harap.
Buku “Dari Sahabat” menjadi bukti nyata bahwa bahasa dan sastra dapat menjembatani perbedaan serta mempererat hubungan dua bangsa serumpun.
Melalui karya ini, para siswa dan guru menunjukkan bahwa literasi tidak hanya menjadi alat ekspresi, tetapi juga sarana diplomasi budaya yang menghidupkan nilai persaudaraan dan kemanusiaan. (han)












