www.pasjabar.com — Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) kembali dibuat geram setelah sebuah media Argentina, Capital de Noticias (CDN), mempublikasikan dokumen resmi akte kelahiran salah satu pemain naturalisasi Malaysia yang tengah terseret skandal pemalsuan dokumen.
Kasus ini menjadi babak baru dalam skandal naturalisasi tujuh pemain Malaysia yang menghebohkan dunia sepak bola Asia sejak September 2025.
Dokumen Asli Bocor dari Media Argentina
Laporan eksklusif Capital de Noticias (CDN) mengungkap detail mengejutkan terkait asal-usul Carlos Rogelio Fernandez, salah satu dari tujuh pemain yang dinyatakan melanggar aturan FIFA karena memalsukan dokumen kewarganegaraan.
Dalam laporan tersebut, CDN mempublikasikan salinan akte kelahiran asli kakek dari Facundo Garces, yang disebut-sebut sebagai salah satu sumber klaim garis keturunan pemain tersebut.
Isi dokumen itu menjelaskan bahwa kakek Carlos, yang bernama Sebastiana Justa Fernandez, lahir dan berdomisili di Villa Maria Selva, Santa Fe, Argentina — bukan memiliki hubungan langsung dengan Malaysia sebagaimana yang tercantum dalam berkas naturalisasi yang diserahkan kepada FAM.
“Nyonya Sebastiana Justa Fernandez, 26 tahun, status lajang, berkewarganegaraan Argentina, warga Villa Maria Selva, hadir dan menyatakan bahwa di rumahnya… telah lahir seorang anak kulit putih yang merupakan anak kandungnya,” tulis catatan sipil Argentina sebagaimana dikutip CDN.
Bocornya dokumen asli ini memperkuat dugaan bahwa proses naturalisasi sejumlah pemain Malaysia dilakukan dengan menggunakan dokumen palsu atau manipulatif.
FAM Geram: Media Argetina “Sangat Merugikan Malaysia”
Pelaksana Tugas Presiden FAM, Datuk Mohd Yusoff Mahadi, menanggapi keras kebocoran dokumen tersebut.
Dalam keterangannya kepada Scoop, Yusoff menilai publikasi dokumen sebelum keputusan resmi FIFA keluar sangat merugikan pihaknya.
“Ini benar-benar merugikan, terutama karena kami masih menunggu putusan banding FIFA. Kami tidak tahu dari mana informasi ini berasal dan tidak adil untuk menarik kesimpulan sebelum keputusan resmi diumumkan,” ujarnya.
Yusoff menegaskan, FAM masih berupaya mengajukan banding resmi ke FIFA terkait sanksi berat yang telah dijatuhkan.
Hukuman Berat dari FIFA
Sebelumnya, FIFA menjatuhkan denda 350 ribu Swiss Franc (sekitar Rp 7,3 miliar) kepada FAM atas pelanggaran administratif serius dalam proses naturalisasi pemain.
Sementara itu, tujuh pemain yang terlibat dijatuhi hukuman larangan bermain selama 12 bulan sejak 26 September 2025, serta denda 2.000 Swiss Franc (sekitar Rp 41 juta) per pemain.
Proses banding telah diajukan dan hasilnya diperkirakan akan diumumkan pada akhir pekan ini.
Namun, para pengamat menilai kecil kemungkinan FIFA akan meringankan hukuman tersebut.
Ancaman Reputasi Sepak Bola Malaysia usai Dibocorkan Media Argentina
Kebocoran dokumen dari media asing ini menambah tekanan terhadap FAM yang kini tengah berupaya memulihkan kepercayaan publik.
Yusoff menyerukan agar masyarakat tidak memperkeruh suasana dengan menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
“Saya harap masyarakat tidak menyebarkan informasi palsu atau yang belum diverifikasi. Itu sama sekali tidak membantu para pemain atau sepak bola Malaysia,” tutupnya.











