BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pasca ambruknya atap salah satu kelas SMP Pasundan 1 Bandung, seluruh siswa kelas VII SMP Pasundan 1 Bandung, yakni sebanyak 200 siswa terpaksa dilakukan dengan pembelajaran jarak jauh, PJJ.
Hal tersebut diungkapkan Kepala SMP Pasundan 1 Bandung, Nana Mulyana yang ditemui di sekolah, Selasa (4/11/2025).
Menurutnya, saat ini aktivitas belajar mengajar di SMP Pasundan tersebut kini kembali berjalan normal.
Pihak sekolah memastikan seluruh siswa dapat mengikuti pembelajaran sesuai arahan dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, dengan penyesuaian untuk kelas yang sedang menjalani revitalisasi bangunan.
Kepala Sekolah SMP Pasundan 1 Bandung, Nana Mulyana, S.Pd., M.Si, menjelaskan bahwa proses pembelajaran tatap muka telah kembali seperti biasa.
PJJ Kelas VII
Namun, sebagian siswa kelas VII masih menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) karena ruangannya sedang dalam tahap perbaikan.
“Sekarang belajar sudah normal lagi. Sesuai instruksi dari Disdik, ada beberapa kelas yang sementara masih PJJ karena ruangannya direvitalisasi. Ada tujuh ruangan kelas VII, sekitar 200 siswa, yang sedang menunggu proses itu,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).
Ia menambahkan bahwa keenam siswa yang sempat menjadi korban dalam insiden ambruknya atap kelas telah mendapat penanganan cepat dan kini sudah kembali beraktivitas.
“Korban kemarin langsung kami evakuasi ke ruang UKS, kemudian dibawa ambulans dari Puskesmas Pasundan ke RS Bandung Kiwari. Alhamdulillah, sore harinya sudah pulang dan sekarang rawat jalan. Hanya luka ringan, ada yang terkena tangan, kaki, dan tertusuk paku,” jelasnya.
Untuk sementara, kegiatan belajar kelas VIII dan IX tetap berjalan tatap muka penuh, sementara sistem bergilir akan diterapkan jika perbaikan bangunan memakan waktu lama.
Gedung SMP Pasundan 1 sendiri diketahui telah berdiri sejak tahun 1960-an dan terakhir direhabilitasi pada awal 2000-an.
Rencana rehabilitasi menyeluruh sebenarnya sudah diajukan dan masuk dalam anggaran tahun 2026, namun insiden terjadi lebih cepat akibat cuaca ekstrem dan kondisi bangunan yang sudah rapuh.
“Ini murni bencana. Tidak ada yang menginginkan hal ini terjadi,” ujar Hasmulyani menegaskan.
Meski demikian, pihak sekolah bersama Yayasan YPDM Pasundan dan Disdik Kota Bandung terus memastikan proses pembelajaran tetap berjalan aman dan kondusif bagi seluruh siswa. (uby)


	    	








