www.pasjabar.com — Kylian Mbappe kembali ke Paris bukan untuk bermain, melainkan untuk bertarung di meja hijau. Bintang Real Madrid itu resmi menyeret mantan klubnya, Paris Saint-Germain, ke pengadilan tenaga kerja setelah mengklaim bahwa PSG masih menunggak pembayaran gajinya sebesar €55 juta. Kasus ini menjadi salah satu sengketa kontrak terbesar dalam sejarah sepak bola Eropa.
Sidang perdana dijadwalkan berlangsung pada 17 November 2025 pukul 13.00 waktu setempat di pengadilan tenaga kerja Paris—lembaga yang sebenarnya jarang menangani pertikaian sebesar ini. Permintaan Mbappe untuk mengubah status kontraknya dari “jangka pendek” menjadi “kontrak permanen” membuat kasus langsung naik ke tahap persidangan tanpa proses konsiliasi.
Mengapa Mbappe Menuntut PSG ke PEngadilan? Pengacara Jelaskan Detail Kasus
Menurut pengacara Paris, Elie Dottelonde, Mbappe mengajukan gugatan karena merasa PSG melanggar kontrak kerja dengan tidak membayarkan gaji tiga bulan terakhir serta bonus yang dijanjikan.
“Dia adalah pihak penggugat. Mbappe akan memaparkan bahwa PSG tidak menjalankan pelaksanaan kontrak kerja secara benar. PSG harus menjelaskan mengapa mereka merasa tidak wajib membayar,” ujar Dottelonde.
Ini menjadi kasus pertama dalam sejarah Tribunal Industri Prancis yang melibatkan pemain sepak bola dengan profil setinggi Mbappe. Keputusan akhir diperkirakan baru keluar dalam beberapa bulan, bukan dalam waktu singkat.
Pengacara Mbappe sebelumnya menegaskan bahwa kliennya “bertekad menegakkan haknya, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk semua pemain yang mungkin mengalami hal serupa”.
Akar Masalah: Retaknya Hubungan Mbappe dan PSG Sejak 2023
Konflik Mbappe dan PSG sudah meletup sejak musim panas 2023. Saat itu Mbappe menyatakan tidak akan memperpanjang kontraknya dan ingin pergi sebagai agen bebas. PSG menjawab dengan mencoretnya dari skuad, hingga akhirnya Mbappe dipulihkan setelah beberapa pertandingan.
PSG mengklaim bahwa Mbappe setuju melepaskan sebagian hak finansialnya sebagai bagian dari kompromi. Namun pihak Mbappe membantah keras dan menyebut tuduhan itu sebagai “fantasi”.
Drama semakin panas ketika PSG menahan pembayaran €55 juta yang diyakini Mbappe sebagai haknya. Meski sempat ada upaya pembekuan dana itu di rekening PSG, pengadilan membatalkannya pada Mei 2025.
Mbappe juga menarik laporan terkait pelecehan psikologis, tetapi investigasi terhadap PSG dalam hal itu masih berlangsung. Perselisihan terus melebar hingga ke otoritas LFP dan FFF, namun kedua lembaga tidak dapat memutuskan apa-apa karena PSG lebih dahulu membawa kasus ke pengadilan sipil.
Apa Dampak Kasus Ini bagi PSG dan Mbappe?
Bagi PSG, kasus ini berpotensi menjadi noda hukum terbesar dalam sejarah klub. Selain merusak reputasi mereka dalam mengelola kontrak pemain, ini juga bisa mempengaruhi bursa transfer karena pemain top akan lebih berhati-hati sebelum bergabung.
Sementara bagi Mbappe, sidang ini menjadi momen penting untuk membersihkan namanya setelah hubungan buruk dengan suporter PSG. Meski kini bersinar bersama Real Madrid, Mbappe tampak ingin menuntaskan sengketa lama sebelum memulai bab baru sepenuhnya.
Jika Mbappe menang, PSG bisa diwajibkan membayar gaji tertunda plus kompensasi tambahan. Jika PSG menang, reputasi Mbappe bisa sedikit terguncang, meski tetap sulit menodai statusnya sebagai salah satu pemain terbaik dunia.










