BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan, sekaligus Calon Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan pembekalan Strategi Budaya Membangun Bangsa dalam Raker Paguyuban Pasundan 2024, Sabtu (19/10/2024).
Pembekalan tersebut menjadi salah satu bagian dari Raker Paguyuban Pasundan hari kedua, yang dilaksanakan di Aula Mandalasaba Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera 41 Bandung, yang dilaksanakan dua hari Jumat-Sabtu(18-19/10/2024).
“Dalam kegiatan ini, saya diundang oleh pupuhu Paguyuban Pasundan, untuk menyampaikan pokok pikiran dan gagasan mengenai kosmologi sunda.”
“Sehingga cerita sunda itu bukan hanya dari sisi bahasa saja, tetapi nanti melahirkan peradaban yang juga memiliki watak peradaban yang sistem nilainya juga mengatur lingkup manusia,” jelasnya.
Dedi mencontohkan, pembangunan peradaan sunda itu bisa diterapkan dalam pertanian sunda, arsitektur sunda, sistem Pendidikan sunda, bahkan bagaimana tata Kelola rumah dalam sunda.
“Semua sistem nilai itu yang akan memperkaya khasanah kenusantaraan, jadi kenusantaraan itu tidak homogen tapi beragam,” tuturnya.
Dedi juga meminta Pendidikan tinggi, yang berada di bawah lingkungan Paguyuban Pasundan melakukan penelitian falsafah kesundaan.
“Selama ini, tidak ada yang melakukan penelitian falsafah kesundaan, karena tidak ada keberanian. Jadi dianggapnya falsafah kesundaan itu adalah bahasa dukun. Padahal, falsafah kesundaan itu adalah bahasa akademik pada masanya,” tegasnya.
Oleh karenanya, ia berharap nantinya perguruan tinggi di Pasundan akan banyak melakukan penelitian falasafah kesundaan, namun juga harus ada lab kebudayaan kesundaan, tentang manuskripnya, sejarahnya, apa cita-cita besar pembangunan sunda.
“Dan itu nanti diharapkan ada pemusatannya,” jelasnya.
Membangun Rasa Kesundaan
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Prof.Dr.H.M Didi Turmudzi M.Si menyebutkan, jika pembekalan untuk para anggota dan peserta Raker tersebut terkait dengan bagaimana starategi Budaya Membangun Bangsa oleh muatan lokal.
“Tadi materinya cukup dalam dan bisa dipahami, sehingga kita berharap seluruh anggota paham, terutama terkait dengan bagaimana membangun rasa kesundaan”.
“Karena kadangkan rasa kesundaan itu yang sudah hilang saat ini,” tuturnya.
Prof Didi menyebutkan Paguyuban Pasundan mencoba melakukan pendekatannya tidak hanya dengan budaya dalam membangun rasa kesundaan itu.
“Jadi bukan dengan pendekatan darah.”
Dicontohakan Prof Didi, yakni seperti Pahlawan Sunda yakni Dipatiukur itu adalah orang Jawa, yang berjuang ditatar Sunda dan mencintai Sunda dia adalah pahlawan sunda.
“Jadi nilai sunda itu tidak sempit, namun mengglobal karena cirinya yakni Bahasa dan etika. Etika sunda itu ramah toleran dan itu yang dibangun sekarang,” tuturnya.
Raker Paguyuban Pasundan
Pengurus Besar Paguyuban Pasundan menggelar rapat kerja (Raker) Paguyuban Pasundan bertema Transformasi Paguyuban Pasundan Menuju Indonesia Emas 2045.
Raker Paguyuban Pasundan diikuti seluruh cabang Paguyuban Pasundan dari seluruh Indonesia dan beberapa negara,
Seluruh pengurus PB Paguyuban Pasundan, Ketua YPDM, Ketua YPT, Rektor Unpas, Ketua STKIP Pasundan, Ketua STIE Pasundan dan STH Pasundan serta seluruh jajarannya.
Raker Paguyuban Pasundan dilaksanakan secara hybrid, selama dua hari, Jumat-Sabtu (18-19/10 /2024) di Aula Mandalasaba Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera 41 Bandung.
Raker hari terakhir ditutuo oleh Ketua Umum PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr.H.M Didi Turmudzi M.Si, didampingi Dewan Pangaping Mayjen TNI (Purn) Deni K Irawan dan Dedi Mulyadi. (tie)