BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Cawalkot Farhan berkomentar mengenai jenjang Pendidikan di Kota Bandung yang masih kurang. Ia Ingin Perkuat Pendidikan Anak Bandung Mulai dari paud.
Program Pendidikan karakter dianggap penting untuk anak kecil termasuk mereka yang berada di usia empat hingga enam tahun.
Untuk memperkuat karekter mereka, calon wali kota (Cawalkot) M Farhan punya ide untuk memperbaiki dan memperbanyak lembaga pendikan baik PAUD maupun Kelompok Bermain.
Lembaga pendidikan ini dianggap menjadi cikal bakal bagi seorang anak mempunyai karakter yang baik di masa depan.
Farhan menuturkan, pengembangan PAUD dan Kelompok Bermain semestinya bisa digabungkan dengan keberadaan Posyandu di setiap rukun warga (RW).
Sebab, Posyandu ini menjadi tempat pemantauan anak-anak di sekitar wilayah dan hampir semua RW sudah pasti memiliki Posyandu.
“Jadi dari ibu hamil hingga anak dua tahun ini dipantau Posyandu, dan nantinya pas umur anak ini 4 sampai 6 tahun mereka bisa belajar di Kelompok Bermain atau PAUD yang tidak jauh dari Posyandu itu,” ujar dia dalam diskusi bersama media Kota Bandung.
Selain lembaganya yang diperbanyak, Farhan pun ingin agar para pendidik diperbanyak dan diperbaiki kualitasnya.
Sertifikasi PAUD belum jelas
Saat ini masih belum ada kejelasan bagaimana setifikasi bagi guru PAUD sehingga tidak diketahui standar apa yang diberikan pada setiap anak pada lembaga tersebut.
Hal ini bukan tidak mungkin dilakukan apalagi Bandung saat ini memiliki Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang bisa melahirkan lulusan yang ahli di bidang pendidikan anak seperti guru sekolah dasar (SD).
“Jadi memungkinkan untuk perbaikan karakter dari mulai anak masih kecil,” ucapnya.
Selain itu, Farhan pun ingin memperbaiki lingkungan di masyarakat agar tidak ada lagi anak-anak yang tidak bersekolah mulai dari sekolah dasar (SD) sampai sekolah menengah atas (SMA).
Menurutnya, persoalan di hulu ini lebih penting ketimbang pemerintah kota membangun banyak sekolah walaupun gratis.
“Saya pernah buat sekolah gratis. Minggu pertama ramai, minggu kedua udah sepi karena anak-anak disuruh mencari uang,” katanya.
Farhan pun menyebut bahwa lingkungan di perkampungan kota harus diperbaiki termasuk dengan perekonomian keluarganya.
Karena dengan perbaikan ekonomi maka orang tua tidak akan menyuruh anaknya ikut mencari uang.
Berdasarkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Bandung, jumlah laki-laki dan perempuan di Kota Bandung yang bersekolah untuk SD mencapai 99,11 persen pada 2023 atau turun dibandingkan 2022 di angka 99,37.
Kemudian untuk anak yang masuk SMP 97,65 naik menjadi 97, 86.
Untuk anak yang masuk SMA di Kota Bandung pun alamai penurunan dari 75,06 persen pada 2022 menjadi 69,66 persen pada 2023. Sementara untuk yang berkuliah pada 2023 angkanya hanya 43,28 persen. (Arf)