BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Direktur Ketahanan Kefarmasian dan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Roy Hilmawan, menyampaikan bahwa pengadaan bahan baku obat di Indonesia masih sangat bergantung pada impor.
“Dapat kami laporkan bahwa untuk obat sendiri, walaupun kita memiliki jumlah industri farmasi lebih dari 200 dan lebih dari 4 industri vaksin, tetapi ketergantungan kita terhadap produk bahan baku obat impor masih cukup besar,” ujarnya dalam diskusi webinar yang diadakan oleh Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar (PRTPS) BRIN secara daring pada Selasa (19/11/2024), dilansir dari Antara.
Ia menjelaskan bahwa sekitar 90 persen bahan baku obat serta alat kesehatan yang diperlukan oleh industri kesehatan di Indonesia masih harus didatangkan dari luar negeri, yang menjadi kelemahan dalam sektor ini.
Berbagai fasilitas di Indonesia juga belum sepenuhnya mampu mendukung kebutuhan pengembangan obat-obatan dan alat kesehatan di dalam negeri.
“Indonesia merupakan rumah bagi 800 industri kesehatan, Indonesia juga memiliki 70 fasilitas uji klinik yang ada di rumah sakit, laboratorium maupun klinik yang bisa digunakan untuk pengembangan kesehatan. Indonesia juga memiliki lebih dari 200 pendidikan kesehatan setiap tahunnya,” paparnya.
Hingga saat ini, pihaknya mencatat bahwa barang impor untuk alat-alat kesehatan mencapai 55 ribu jenis, sedangkan produk alat kesehatan dari Indonesia baru mencapai 45 ribu jenis.
“Jadi kita ada posisi 30 persen yang lebih rendah dari alat kesehatan impor. Dan tentunya hal ini juga menunjukkan betapa industri kesehatan kita masih perlu dibangun,” jelas Roy. (han)