BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung menggelar Forum Group Discussion (FGD) dalam rangka menyusun laporan evaluasi pelaksanaan Pilkada 2024. Dalam FGD tersebut KPU Kota Bandung soroti dampak Pilkada yang berdekatan.
Acara ini berlangsung di Aula KPU Kota Bandung dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi dan penyelenggara pemilu.
Dampak Jadwal Pilkada yang Berdekatan
Salah satu isu utama yang dibahas dalam FGD adalah dampak jarak waktu yang berdekatan antara Pemilu dan Pilkada. Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung, Fauzan Ali Rasyid, menilai bahwa kedekatan jadwal tersebut dapat mempengaruhi partisipasi pemilih dan kinerja penyelenggara.
“Soal jarak pelaksanaan Pilkada yang lebih berdekatan, mungkin benar-benar berdampak pada partisipasi masyarakat. Menurut saya, iya berdampak. Dampaknya bukan hanya ke masyarakat, tapi juga ke penyelenggara,” ujar Fauzan usai FGD.
Sebagai solusi, ia mengusulkan agar Pilkada di Jawa Barat dibagi menjadi tiga tahap dalam satu tahun yang sama. Dengan sistem ini, diharapkan penyelenggara bisa bekerja lebih optimal, sementara masyarakat tidak mengalami kelelahan politik akibat pemilihan yang terlalu rapat.
Evaluasi Sistem Pemilu
Selain masalah jadwal, FGD juga menyoroti sistem pemilu yang digunakan saat ini. Fauzan menilai bahwa perubahan sistem pemilu, baik itu tertutup, terbuka, atau terbatas, tidak serta-merta meningkatkan partisipasi pemilih.
“Kecuali kalau sistemnya diubah menjadi tertutup, itu pasti akan menurun. Tetapi kalau model pemilunya tetap seperti ini, partisipasi tidak akan pernah naik,” tegasnya.
Harapan dari Evaluasi Pemilu 2024
Dengan digelarnya FGD ini, KPU Kota Bandung berharap dapat mengidentifikasi tantangan serta hambatan yang terjadi selama Pemilu 2024. Temuan dari diskusi ini akan menjadi bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas pemilu di masa mendatang, baik dari segi penyelenggaraan maupun partisipasi masyarakat. (Arf)