BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Hujan deras yang mengguyur sejak Sabtu (15/3/2025) malam menyebabkan jalur utama Dayeuhkolot menuju Banjaran dan Soreang lumpuh total akibat banjir setinggi lebih dari satu meter pada Minggu pagi (16/3/2025).
Akibatnya, aktivitas masyarakat dan perekonomian di kawasan tersebut terganggu. Dengan pasar serta pertokoan terpaksa tutup.
Banjir yang merendam jalur utama Dayeuhkolot ini memaksa warga mencari alternatif transportasi. Perahu dan delman menjadi pilihan utama karena kendaraan roda dua maupun roda empat tidak dapat melintas.
Aktivitas Warga Lumpuh, Pekerja Terpaksa Menyimpan Kendaraan
Sejumlah pekerja yang hendak berangkat atau pulang kerja terpaksa meninggalkan kendaraan mereka. Dan berjalan kaki melewati banjir atau menggunakan perahu sewaan untuk menyeberang.
Adi Rahmat, salah satu warga yang terdampak, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap banjir yang terus berulang di kawasan tersebut.
“Saya dari kerja mau pulang, tingginya kira-kira 1 meter lebih. Motor saya disimpan di sini, jadi saya jalan kaki melewati banjir. Harapan saya, jangan sampai kalau hujan selalu banjir, jadi suka was-was,” kata Adi.
Selain menghambat mobilitas, banjir ini juga membawa berbagai jenis sampah yang memenuhi permukaan air. Mulai dari sampah plastik hingga limbah rumah tangga.
Harapan Warga untuk Solusi Jangka Panjang
Banjir di kawasan jalur utama Dayeuhkolot bukan pertama kali terjadi.
Warga berharap ada solusi konkret dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan banjir ini. Termasuk perbaikan sistem drainase dan pengelolaan sampah yang lebih baik agar banjir tidak terus berulang setiap musim hujan.
Sementara itu, pihak berwenang masih berupaya melakukan pemantauan dan koordinasi untuk menangani dampak dari banjir tersebut. Serta memastikan jalur utama bisa kembali digunakan dalam waktu dekat. (fal)