# Nadiem Makarim korupsi
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Setelah sempat menjadi sorotan publik dan disangka “menghilang”,
mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim akhirnya muncul ke publik dan memberikan klarifikasi terkait berbagai isu yang belakangan mencuat.
Salah satunya adalah dugaan mandeknya program pengadaan laptop Chromebook untuk sekolah-sekolah di Indonesia.
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta Selatan pada Selasa (10/6/2025), Nadiem dengan tegas membantah bahwa program tersebut mengalami kendala atau berhenti di tengah jalan.
Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2023, sebanyak 97 persen laptop telah diterima oleh 77.000 sekolah aktif di seluruh Indonesia.
“Informasi saat itu menyebut 97% sekolah aktif telah menerima dan mendaftarkan laptop. Kami juga melakukan sensus dan evaluasi berkala,” jelas Nadiem.
Lebih lanjut, ia mengklaim bahwa penggunaan perangkat ini tidak hanya sebatas administrasi atau asesmen nasional (AN), tetapi telah digunakan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan data yang disampaikannya, sekitar 82 persen sekolah telah memanfaatkan Chromebook untuk pembelajaran.
Penyelidikan Kejagung
Pernyataan ini muncul sebagai tanggapan terhadap proses penyelidikan yang sedang dilakukan oleh Kejaksaan
Agung (Kejagung) terkait dugaan korupsi dalam proyek digitalisasi pendidikan pada periode 2019–2022.
Dalam proses penyelidikan tersebut, Kejagung menduga adanya pemufakatan jahat dalam pengadaan
Chromebook, termasuk upaya untuk mengarahkan tim teknis agar merekomendasikan sistem operasi Chrome OS.
Padahal, menurut Kejagung, uji coba terhadap 1.000 unit Chromebook yang dilakukan pada 2019 oleh Pustekom Kemendikbudristek menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
Dugaan lainnya termasuk potensi penggelembungan harga dan spesifikasi perangkat yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah di daerah.
Meski demikian, Nadiem menegaskan bahwa seluruh proses pengadaan telah dilakukan sesuai prosedur dan prinsip transparansi.
Ia juga menyebut bahwa pihaknya terbuka terhadap proses hukum yang berjalan dan siap bekerja sama jika diminta oleh aparat penegak hukum.
“Kami tidak pernah menyembunyikan apa pun. Semua proses pengadaan terekam jelas, dan kami siap jika dimintai keterangan,” ujar mantan CEO Gojek tersebut.
Publik kini menantikan hasil akhir dari penyelidikan Kejagung, mengingat proyek digitalisasi ini merupakan bagian penting dari upaya transformasi pendidikan nasional di era digital.
Pemerintah sebelumnya menargetkan seluruh sekolah, termasuk yang berada di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), dapat mengakses teknologi pembelajaran berbasis internet dan perangkat digital.
Sementara itu, sejumlah organisasi pendidikan dan pengamat kebijakan publik mendorong agar proses hukum ini tetap berjalan secara objektif dan tidak dijadikan komoditas politik. (*/tie)
# Nadiem Makarim korupsi
# Nadiem Makarim korupsi












