Bandung, www.pasjabar.com — Otto Iskandar di Nata adalah sosok yang tak asing dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia. Lahir di Bojongsoang, Bandung, pada 31 Maret 1897, ia dikenal sebagai tokoh Sunda yang memiliki dedikasi tinggi terhadap kemerdekaan Indonesia.
Ia merupakan salah satu tokoh yang paling disegani pada masa pergerakan nasional, dan kiprahnya terus dikenang hingga kini sebagai pahlawan nasional.
Namun, jauh sebelum dikenal secara nasional, Otto sudah lebih dulu menapaki jejak perjuangannya lewat Paguyuban Pasundan, organisasi budaya dan sosial etnis Sunda yang menjadi kawah candradimuka bagi banyak tokoh besar Tatar Priangan.
Kiprah di Paguyuban Pasundan
Otto Iskandar di Nata aktif dalam Paguyuban Pasundan sejak masa muda. Ia bahkan sempat menjabat sebagai Ketua Umum Paguyuban Pasundan dan membawa organisasi ini naik ke panggung nasional.
Di bawah kepemimpinannya, Paguyuban Pasundan tidak hanya fokus pada pelestarian budaya, tetapi juga ikut aktif dalam isu pendidikan, politik, dan kebangsaan.
Otto memandang bahwa pelestarian budaya Sunda harus sejalan dengan upaya membangun kesadaran nasional.
Ia berhasil membawa semangat lokalitas menjadi kekuatan nasionalisme. Hal ini terlihat dalam cara ia memadukan nilai-nilai budaya Sunda seperti “sabilulungan” (kerja sama) dan “silih asih” (saling menyayangi) ke dalam visi pergerakan kemerdekaan.
Aktivitas Politik dan Kontribusi Nasional
Selain aktif di Paguyuban Pasundan, Otto juga aktif dalam organisasi Boedi Oetomo, dan pada masa penjajahan Jepang, ia menjadi anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
Ia termasuk salah satu tokoh yang terlibat dalam perumusan dasar negara dan ikut serta dalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia.
Setelah kemerdekaan, Otto sempat menjabat sebagai Menteri Negara pada Kabinet Presidensial pertama tahun 1945.
Namun sayangnya, nasib tragis menimpanya—pada akhir tahun 1945, ia diculik dan dibunuh oleh kelompok bersenjata di daerah Tangerang.
Karena keberaniannya dan jasa-jasanya, Otto dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 1973.
Warisan untuk Generasi Muda Sunda
Otto Iskandar di Nata adalah simbol semangat kaum intelektual Sunda yang berpikir maju dan berani berkorban demi bangsa.
Hingga kini, namanya diabadikan di berbagai tempat—seperti Stadion Si Jalak Harupat yang merupakan salah satu julukan Otto Iskandar di Nata, serta Jalan Otto Iskandardinata di banyak kota besar di Indonesia.
Paguyuban Pasundan pun terus mengangkat sosoknya sebagai panutan, terutama dalam hal integritas, nasionalisme, dan kecintaan terhadap budaya sendiri.
Ia menjadi contoh ideal bahwa mencintai budaya lokal bukan berarti sempit, melainkan justru bisa menjadi pijakan kuat untuk mencintai Indonesia secara utuh.
Referensi:
-
Ensiklopedia Tokoh Nasional: Otto Iskandar di Nata – https://tokoh.id
-
Website Resmi Paguyuban Pasundan: https://paguyubanpasundan.or.id
-
Suhendar, Edi. Pejuang Sunda dalam Sejarah Indonesia. Bandung: Unpas Press, 2021.
-
Kemendikbud RI – Daftar Pahlawan Nasional Indonesia












