WWW.PASJABAR.COM — Kim Keon Hee, istri mantan Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan pada April lalu, resmi diperiksa oleh Kejaksaan Agung sebagai tersangka dalam kasus dugaan manipulasi saham, suap, dan pelanggaran undang-undang pemilu.
Pemeriksaan ini menjadikan Kim sebagai mantan Ibu Negara pertama dalam sejarah Korea Selatan. Yang menjalani proses hukum terbuka sebagai tersangka kriminal.
Pemeriksaan berlangsung pada Rabu (6/8/2025) pagi di Kantor Kejaksaan Khusus di Seoul, dipimpin oleh penasihat khusus Min Joong Ki.
Kim tiba sekitar pukul 09.50 waktu setempat, setelah meninggalkan kediamannya di kawasan Seocho-gu. Ia sempat memberikan pernyataan singkat kepada media sebelum memasuki gedung.
“Saya dengan tulus meminta maaf kepada rakyat karena telah menimbulkan kekhawatiran, meskipun saya bukan siapa-siapa. Saya akan sepenuhnya bekerja sama dalam penyelidikan ini,” ujar Kim seperti dikutip Korea Herald.
16 Kasus dalam Penyelidikan, Manipulasi Saham Jadi Fokus Awal
Tim penasihat khusus mengungkapkan bahwa total terdapat 16 tuduhan yang sedang diselidiki terhadap Kim Keon Hee.
Dalam pemeriksaan kali ini, fokus utama adalah dugaan manipulasi harga saham perusahaan mobil impor Deutsch Motors antara 2009 hingga 2012.
Kasus suap berupa hadiah mewah seperti tas Dior senilai US$2.200. Serta tuduhan influence-peddling—penjualan pengaruh politik—dalam pencalonan anggota parlemen pada pemilu sela 2022.
Asisten penasihat khusus, Moon Hong-ju, menjelaskan dalam konferensi pers bahwa Kim memberikan keterangan secara kooperatif. Dan tidak menggunakan hak untuk tetap diam selama pemeriksaan.
“Penyelidikan saat ini baru sedikit lebih dari setengah jalan. Bisa memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan. Dan belum bisa dipastikan kapan pemeriksaan akan selesai,” kata Moon.
Pemeriksaan dilakukan secara tertutup tanpa perekaman video dan berlangsung hingga sore hari dengan beberapa kali jeda.
Permintaan Khusus Ditolak, Pemeriksaan Bisa Berlanjut
Sebelumnya, tim kuasa hukum Kim sempat meminta agar pemeriksaan dibagi berdasarkan tuduhan dan dilakukan pada hari yang berbeda. Dengan jarak 3–4 hari antar sesi, dan semua selesai sebelum pukul 18.00.
Namun permintaan tersebut ditolak oleh tim penasihat khusus.
Penyelidikan ini berlangsung di bawah Undang-Undang Khusus yang disahkan parlemen. Untuk menyelidiki dugaan keterlibatan Kim Keon Hee dalam sejumlah kasus.
Tim khusus diberikan waktu maksimal 150 hari untuk menyelesaikan seluruh proses, dengan batas akhir pada 29 November 2025.
Beberapa isu lain yang masih menunggu giliran untuk diperiksa termasuk proyek jalan tol Seoul–Yangpyeong. Serta lonjakan mencurigakan harga saham perusahaan konstruksi menengah Sambu Construction.
Selama sebulan terakhir, tim penyidik telah menggeledah sejumlah lokasi dan menahan beberapa pihak yang diduga terlibat. Sebelum akhirnya menjadwalkan pemeriksaan terhadap Kim.
Pemeriksaan Bersejarah, Potensi Penangkapan Meningkat
Pemeriksaan terbuka terhadap Kim Keon Hee mencatatkan sejarah baru dalam perpolitikan Korea Selatan.
Meskipun dua mantan Ibu Negara sebelumnya—Lee Soon-ja dan Kwon Yang-sook—pernah diperiksa kejaksaan, namun keduanya hanya berstatus sebagai person of interest. Dan tidak pernah tampil di hadapan publik selama penyelidikan berlangsung.
Media setempat melaporkan bahwa jaksa kemungkinan besar akan mengajukan surat perintah penangkapan. Terhadap Kim setelah proses interogasi selesai.
Jika itu terjadi, untuk pertama kalinya dalam sejarah Korea Selatan, seorang mantan presiden dan istri negara ditahan secara bersamaan atas tuduhan kriminal berat.
Krisis Politik Meningkat, Pengaruh Kim Disorot
Kasus Kim Keon Hee tidak bisa dilepaskan dari krisis politik yang menimpa suaminya, mantan Presiden Yoon Suk Yeol. Yoon sendiri masih menjalani proses hukum setelah dimakzulkan oleh parlemen pada April 2025.
Ia dituduh menyalahgunakan kekuasaan melalui penerapan darurat militer secara sepihak pada Desember 2024. Yang sempat menangguhkan pemerintahan sipil sebelum dibatalkan parlemen.
Selama menjabat, Yoon diketahui tiga kali memveto rancangan undang-undang penyelidikan terhadap istrinya yang disahkan parlemen.
Ia menyebutnya sebagai “propaganda politik,” tetapi langkah tersebut justru memperdalam kecurigaan publik. Terhadap dugaan intervensi hukum dan penyalahgunaan kekuasaan.
Spekulasi mengenai pengaruh politik Kim selama Yoon menjabat presiden juga merebak luas. Kim dituduh menjalin hubungan dengan tokoh spiritual dan kelompok gereja unifikasi, yang diduga digunakan untuk tujuan bisnis dan politik.
Dukungan dan Protes di Tengah Pemeriksaan
Di luar kantor kejaksaan, suasana memanas. Para pendukung pasangan Yoon–Kim berkumpul sambil mengibarkan bendera nasional dan membawa spanduk bertuliskan “Penyidik harus adil”.
Sementara itu, kelompok pro-demokrasi menuntut proses hukum dilakukan tanpa kompromi dan menyerukan transparansi dari kejaksaan.
Kini, publik Korea Selatan menantikan kelanjutan proses hukum terhadap Kim Keon Hee. Yang bisa menentukan arah baru dalam sejarah politik dan supremasi hukum di negeri tersebut. (han)












