Manchester, www.pasjabar.com — Drama transfer kembali menghiasi Manchester United. Klub dan AC Milan dikabarkan telah mencapai kesepakatan untuk peminjaman Rasmus Hojlund. Namun, dalam plot twist yang tak terduga, sang striker menolak kepindahan tersebut. Ia bersikeras untuk tetap bertahan di Old Trafford dan membuktikan dirinya, tak peduli dengan nasibnya musim ini.
Laporan dari Mirror menyebutkan bahwa kesepakatan peminjaman ini mencakup biaya sebesar 6 juta Euro (sekitar Rp113 miliar) untuk durasi satu musim penuh.
Milan juga diberikan opsi pembelian permanen di akhir musim dengan potensi harga mencapai 40 juta Euro (sekitar Rp757 miliar).
Klub-klub tersebut melihat peminjaman ini sebagai langkah terbaik, di mana Milan mendapatkan striker muda potensial dan MU bisa memberi Hojlund waktu bermain yang dia butuhkan.
Hojlund Terdepak, Benjamin Sesko Jadi Penyerang Utama
Keputusan Manchester United untuk meminjamkan Hojlund tidak lepas dari kedatangan striker baru, Benjamin Sesko.
Dengan Sesko yang kini menjadi pilihan utama manajer Ruben Amorim di lini depan, posisi Hojlund terancam.
Ia dinilai sudah terdepak dari rencana tim dan peminjaman ke Milan dianggap sebagai solusi terbaik bagi kedua belah pihak.
Kedatangan Sesko, yang didatangkan dengan biaya besar, membuat Amorim memiliki preferensi yang jelas untuk lini serangnya.
Namun, Rasmus Hojlund, yang baru berusia 22 tahun, memiliki pandangan berbeda. Ia tidak tertarik untuk pindah dan ingin memperjuangkan tempatnya.
Performa Hojlund di musim 2024/2025 memang jauh dari ekspektasi. Dari 32 pertandingan di Premier League, ia hanya mampu mencetak empat gol, angka yang sangat mengecewakan.
Meskipun demikian, Hojlund tetap percaya diri bisa bangkit dan kembali bersinar di bawah asuhan Ruben Amorim.
Dilema Bagi Manchester United
Penolakan Hojlund ini menciptakan dilema bagi Manchester United. Di satu sisi, klub mungkin ingin meminjamkannya agar ia bisa mendapatkan menit bermain dan mengembalikan performanya.
Namun, di sisi lain, Hojlund sendiri menolak tawaran tersebut. Klub kini harus memutuskan apakah akan memaksanya pergi atau memberinya kesempatan kedua untuk bersaing dengan Sesko.
Akankah Hojlund berhasil meyakinkan Ruben Amorim untuk memberinya kesempatan, atau apakah ini hanya masalah waktu sebelum ia benar-benar terdepak dari skuad utama?
Jendela transfer masih terbuka, dan nasib Hojlund kini berada di ujung tanduk.
Situasi ini menunjukkan kompleksitas manajemen pemain, di mana keinginan klub dan pemain seringkali tidak sejalan.












