WWW.PASJABAR.COM – OpenAI resmi mengumumkan pembaruan pada model kecerdasan artifisial (AI) terbarunya, GPT-5.
Pembaruan ini difokuskan pada peningkatan pengalaman pengguna agar percakapan terasa lebih ramah, natural, dan menyerupai interaksi dengan seorang pakar.
Dilansir Tech Crunch, Senin (18/8/2025), OpenAI menjelaskan bahwa perubahan yang dihadirkan bersifat halus namun berdampak signifikan.
Salah satunya adalah penambahan respons ringan seperti “pertanyaan bagus” atau “awal yang baik”. Tujuannya, agar pengguna merasa lebih nyaman saat berinteraksi tanpa kesan berlebihan dalam bentuk pujian.
Langkah perbaikan ini dilakukan setelah peluncuran GPT-5 menuai sejumlah kritik. CEO OpenAI, Sam Altman, mengakui bahwa peluncuran model terbaru ini berjalan lebih rumit dari yang diharapkan.
Beberapa pengguna bahkan menilai mereka lebih menyukai model sebelumnya, GPT-4o, yang dianggap lebih stabil.
Dalam unggahan di media sosial, OpenAI menegaskan bahwa uji internal menunjukkan GPT-5 tidak mengalami peningkatan kecenderungan memberi pujian berlebihan.
Meski demikian, sorotan publik tetap tertuju pada bagaimana GPT-5 dihadirkan sebagai penyempurnaan dibanding generasi sebelumnya.
Wakil Presiden OpenAI, Nick Turley, menyebut bahwa versi awal GPT-5 dinilai terlalu lugas. Karena itu, pembaruan kali ini dimaksudkan untuk memberi kesan lebih hangat sekaligus tetap menjaga akurasi dan kecepatan.
“Kami ingin pengguna merasa tidak hanya berbicara dengan mesin. Tetapi juga dengan asisten cerdas yang dapat memahami konteks dengan cara lebih manusiawi,” ujarnya.
Dari sisi kemampuan, GPT-5 diklaim lebih cerdas, lebih cepat, dan lebih kecil kemungkinannya memberikan respons tidak akurat.
Model ini juga hanya hadir dalam satu versi, berbeda dengan generasi pendahulunya yang terbagi ke dalam dua model: model biasa dan model penalaran.
Artinya, GPT-5 secara otomatis mampu melakukan penalaran mendalam. Termasuk untuk permintaan dengan tingkat kompleksitas tinggi, tanpa pengguna harus memilih model khusus.
Evolusi AI
Dalam konferensi pers, Altman memberikan perbandingan menarik mengenai evolusi AI yang dikembangkan OpenAI.
Menurutnya, GPT-3 terasa seperti berbicara dengan siswa SMA, GPT-4 setara dengan mahasiswa. Sementara GPT-5 adalah pertama kalinya pengguna benar-benar merasa berbincang dengan pakar tingkat doktor (PhD).
Pernyataan tersebut menegaskan arah pengembangan jangka panjang OpenAI, yakni menciptakan AI yang tidak hanya sekadar menjawab pertanyaan. Tetapi juga mampu membangun interaksi yang lebih dalam, alami, dan bermakna.
Dengan hadirnya pembaruan ini, OpenAI berharap GPT-5 dapat menjawab kritik. Sekaligus memperkuat posisinya sebagai model AI terdepan dalam industri. (han)












