BEKASI, WWW.PASJABAR.COM – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 4,7 yang mengguncang Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu (20/8/2025) malam, dipastikan bersumber dari aktivitas Sesar Aktif Baribis.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut gempa tersebut merupakan konsekuensi dari dinamika tektonik di Pulau Jawa yang dipicu oleh interaksi antar lempeng bumi.
Penyelidik Bumi Ahli Utama Badan Geologi, Supartoyo, menjelaskan bahwa energi gempa muncul akibat penumpukan energi di sepanjang jalur Sesar Baribis.
Penumpukan energi itu tidak terlepas dari proses penunjaman di selatan Pulau Jawa. Di mana Lempeng Indo-Australia terus bergerak menghujam ke bawah Lempeng Eurasia.
“Pertemuan dua lempeng ini menimbulkan gesekan yang menghasilkan energi tektonik. Energi tersebut. Kemudian dilepaskan dan menyebabkan gempa bumi dari Sesar Baribis,” kata Supartoyo.
Menurutnya, Sesar Baribis termasuk sesar aktif yang memiliki panjang membentang dari wilayah Bekasi hingga ke bagian Jawa Timur. Hal itu membuat jalur sesar berpotensi menimbulkan gempa di sejumlah wilayah yang dilaluinya.
“Sesar aktif Baribis ini memanjang dari Bekasi hingga ke timur Jawa. Jadi daerah-daerah sepanjang jalur ini memang memiliki potensi kegempaan,” jelasnya.
Meski demikian, PVMBG menegaskan bahwa gempa yang terjadi di Bekasi tidak menimbulkan kerusakan berarti. Pusat gempa berada di daratan, sehingga guncangan dirasakan cukup kuat oleh masyarakat. Terutama di wilayah yang dekat dengan episentrum.
Supartoyo menambahkan, setelah gempa utama masih ada kemungkinan gempa susulan. Namun, kekuatannya diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan gempa pertama.
“Gempa susulan sangat mungkin terjadi, tapi skalanya biasanya lebih kecil dari gempa utama,” ujarnya.
Imbauan untuk Masyarakat
PVMBG juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak panik, serta tidak mudah percaya pada informasi yang tidak jelas sumbernya. Warga diminta selalu memperbarui informasi melalui kanal resmi lembaga terkait, seperti BMKG maupun Badan Geologi.
“Yang paling penting, masyarakat jangan mudah terpengaruh berita yang belum jelas kebenarannya. Ikuti instruksi dari pemerintah daerah, aparat setempat, dan informasi resmi dari lembaga berwenang,” tutur Supartoyo.
Gempa bumi di Bekasi ini sekaligus menjadi pengingat bahwa sebagian besar wilayah Jawa berada di kawasan rawan gempa. Keberadaan sesar aktif, termasuk Sesar Baribis, merupakan salah satu faktor yang meningkatkan kerentanan tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Termasuk dengan mengenali jalur evakuasi, menyiapkan tas darurat, dan mengetahui lokasi titik aman jika gempa terjadi sewaktu-waktu. (uby)












