BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Hujan yang terjadi akhir-akhir ini sangat berpotensi menimbulkan genangan air dan banjir. Jika ini sampai terjadi, ada hal penting yang harus diwaspadai masyarakat.
Genangan air atau banjir bisa jadi sarana penyebaran penyakit leptospirosis. Penyakit ini diakibatkan bakteri Leptospira interrogans. Bakteri ini biasanya tersebar melalui kotoran dan darah tikus yang sudah terjangkit Leptospira interrogans.
Saat kotoran atau darah tikus yang sudah terjangkit itu bercampur dengan air, penyebarannya akan sangat terbuka. Apalagi jika terdapat bekas luka yang kemudian terpapar air yang sudah terkontaminasi Leptospira interrogans.
Hal ini yang biasanya jarang disadari masyarakat. Seringkali genangan air atau banjir diterjang begitu saja. Tanpa menggunakan alat pengaman, potensi terjangkit leptospirosis akan sangat besar.
“Kalau kita menerjang banjir sementara di kaki ada luka, itu bisa jadi sumber masuknya leptospirosis ke tubuh kita,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani Apip.
Cara terbaik mencegah terjangkitnya leptospirosis akan menghindari bersentuhan dengan banjir. Gunakan sepatu boot atau sepatu anti air agar terhindar bersentuhan dengan air secara langsung. Jika ada luka atau bekas luka, menutup dengan plester anti air sangat disarankan.
Jika terpaksa bersentuhan dengan air banjir, setelah itu sebaiknya segera cuci bersih. Penggunaan sabun antibakteri pun sangat disarankan. Jangan lupa, cuci dengan air bersih yang mengalir.
Leptospirosis sendiri biasanya mulai dirasakan dua minggu hingga sebulan setelah terinfeksi. Gejala umumnya adalah meriang, demam, nyeri otot, dan sakit kepala.
Jika tak segera ditangani, leptospirosis bisa meningkat menjadi penyakit weil dengan gejala sesak, tangan dan kaki bengkak, serta gangguan paru-paru. Dalam kasus lebih parah, ujungnya bisa terjadi gangguan otak, ginjal, hingga peradangan jantung. (ors)