WWW.PASJABAR.COM – Lebih banyak tidak selalu lebih baik, terutama dalam berolahraga. Kebanyakan berolahraga justru bisa mendatangkan konsekuensi kesehatan yang berlawanan dengan tujuan awal untuk membuat tubuh lebih kuat.
Menurut penjelasan beberapa ahli yang dalam siaran Eating Well pada 26 Oktober 2025, dilansir dari Antara, terlalu banyak berolahraga dapat membuat tubuh stres dan meningkatkan risiko cedera.
Ahli diet sekaligus pelatih personal bersertifikat Dawn Lundin mengatakan bahwa latihan berlebihan meningkatkan tekanan pada tubuh yang dapat mengakibatkan cedera seperti fraktur stres atau nyeri sendi.
“Cedera merupakan tanda bahwa seseorang berolahraga terlalu banyak, karena hal ini memberi tahu kita bahwa beban latihannya terlalu tinggi atau pemulihannya tidak memadai,” ujar Lundin.
Selain cedera, latihan berlebihan juga dapat membuat seseorang lebih mudah sakit. Ahli diet olahraga Jennifer O’Donnell-Giles menyebutkan, kurangnya waktu istirahat dan pemulihan bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh.
“Ini termasuk hari libur, hari latihan intensitas rendah, dan keseimbangan nutrisi yang tepat,” katanya.
Dampak Lain: Gangguan Tidur hingga Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Terlalu banyak olahraga juga dapat memicu gangguan tidur akibat peningkatan hormon kortisol, yang terkait dengan stres dan ritme sirkadian tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa atlet perempuan yang berolahraga berlebihan memiliki kadar kortisol pagi lebih tinggi dan kualitas tidur yang lebih buruk.
Selain itu, tubuh yang tidak mendapat pemulihan cukup akan kesulitan beradaptasi dengan tuntutan fisik olahraga sehingga performa justru menurun. Nyeri otot ekstrem, penurunan berat badan tidak sehat, hingga gangguan hormonal juga bisa muncul.
Pada perempuan, tanda lain dari latihan berlebihan adalah siklus menstruasi yang tidak teratur.
“Perubahan ini bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan energi dan kurangnya asupan bahan bakar untuk mendukung rutinitas latihan,” kata dietisien dan konselor makan bersertifikat Chloe Giraldi.
Para ahli menegaskan pentingnya pendekatan individual dalam aktivitas fisik. Rekomendasi olahraga sebaiknya disesuaikan dengan riwayat latihan, tujuan, serta waktu yang tersedia.
Menurut pedoman kesehatan masyarakat, orang dewasa dianjurkan melakukan minimal 150 menit latihan aerobik intensitas sedang per minggu, atau 75 menit jika intensitasnya berat, serta latihan kekuatan setidaknya dua kali seminggu. (han)












