BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM— Gagal masuk PTN favorit bukanlah akhir bagi Arul Fadyah Dzulpaqor. Mahasiswa semester VII Prodi Komunikasi Universitas Pasundan Bandung ini justru memanfaatkan kegagalan itu sebagai batu loncatan untuk tumbuh, belajar, dan berkontribusi bagi masyarakat.
Dari seorang remaja yang pernah diragukan, Arul kini menjadi public speaker, aktivis sosial, dan pendiri platform edukasi remaja yang menjadi inspirasi bagi generasi muda di Jawa Barat.
Sejak SMA, Aktivisme Sudah Menjadi Bagian Hidup
Sejak duduk di bangku SMA, Arul telah menunjukkan minat besar dalam pemberdayaan remaja dan pengembangan sosial. Ia aktif di Forum Genre Provinsi Jawa Barat serta Pusat Informasi Konseling Remaja di Kecamatan Banjaran.
“Platform ini benar-benar menjadi ruang aman dan nyaman bagi remaja. Aku belajar bagaimana mendengar, mengedukasi, dan mengajak mereka terlibat dalam isu sosial sejak dini,” ujar Arul.
Lewat wadah ini, ia banyak turun langsung ke lapangan, mengampanyekan isu-isu penting seperti stunting, kesehatan reproduksi remaja, serta pengembangan soft skill.
Pengalaman ini membuatnya memahami bahwa kebermanfaatan bukan sekadar teori, tetapi harus dirasakan nyata oleh masyarakat.
Selain beraktivitas sosial, Arul menekuni dua hobi utama: travelling dan journaling.
Solo travelling ke Bromo pada tahun 2024 memberinya pengalaman mandiri, belajar memahami lingkungan baru, dan memperluas wawasan.
“Solo travelling mengajarkan aku untuk mandiri sekaligus menikmati proses perjalanan. Setiap langkah di Bromo memberi pelajaran baru tentang kesabaran dan keberanian,” katanya.
Journaling menjadi alat bagi Arul mengekspresikan gagasan dan perspektif diri. Ia menulis tentang mimpi, pengalaman, hingga ide untuk proyek sosial. Dari catatan inilah, banyak rencana dan aspirasi Arul menjadi nyata, termasuk kemampuannya sebagai public speaker dan moderator.
Perjalanan Arul tidak selalu mulus. Ia pernah gagal masuk PTN favorit, impian yang telah lama diidamkannya. Namun, kegagalan ini justru membentuk mental dan strategi baru.
“Salah satu guru di SMA pernah bilang, ‘Ketika mimpi kamu tidak terwujud, jangan rubah mimpinya, tapi rubahlah strateginya.’ Dari situ aku belajar bahwa kegagalan bukan akhir, tetapi peluang untuk mencoba jalan lain,” kenangnya.
Kegagalan itu membuka jalan bagi pengalaman lain, mulai dari kolaborasi dengan berbagai instansi, hingga menjadi narasumber di kegiatan nasional. Arul menekankan bahwa keberhasilan sering lahir dari kegigihan dan belajar dari pengalaman.
Prestasi yang Menginspirasi
Kini, Arul menjadi sosok berprestasi yang membanggakan. Ia meraih Harapan I Duta Genre Provinsi Jawa Barat 2023, juara favorit Duta Kampus Universitas Pasundan 2024, 12 besar Duta Baca Kabupaten Bandung 2023, dan Mahasiswa Berprestasi FISIP Unpas 2025. Prestasi-prestasi ini menjadi bukti nyata bahwa kerja keras dan konsistensi membuahkan hasil.
Tak hanya prestasi, Arul bersama Sawala Team juga berhasil mendapatkan dana hibah CSR dari Rise Foundation Indonesia pada 2025 untuk proyek pemberdayaan remaja dan isu gender equality.
“Kami ingin memberikan dampak nyata bagi remaja dan perempuan, bukan sekadar kegiatan seremonial,” jelasnya.
Tidak berhenti pada prestasi individu, Arul mendirikan Ruang Skala, platform edukasi yang menjadi ruang aman bagi remaja untuk belajar, berdiskusi, dan konseling.
“Ruang Skala hadir sebagai teman bagi remaja, terutama yang kesulitan mengakses edukasi atau ingin berbagi cerita. Kita ingin mereka merasa didengar, dihargai, dan termotivasi untuk mengembangkan diri,” tutur Arul.
Platform ini juga menyediakan pelatihan soft skill, kampanye digital, serta edukasi isu sosial dan kepemudaan. Pendekatan ini membuat dampak yang ia bawa terasa nyata di masyarakat, dari tingkat desa hingga kabupaten.
Bagi Arul, semua yang dicapai bukan sekadar prestasi pribadi, tetapi tanggung jawab untuk menginspirasi dan memberdayakan orang lain. Visi besarnya adalah membangun komunitas nasional yang menguatkan remaja, menjembatani kolaborasi antara pemerintah, NGO, dan sektor swasta, serta menciptakan ruang bagi generasi muda untuk bersinar.
“Aku ingin karya ini tidak hanya dirasakan sendiri, tapi juga berdampak bagi banyak orang. Semoga inspirasi ini bisa menular ke remaja lain agar berani bermimpi dan bertindak nyata,” katanya dengan semangat.
Dengan perjalanan hidup yang penuh jatuh-bangun, prestasi gemilang, dan visi besar untuk pemberdayaan remaja, Arul membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir, tetapi awal dari sebuah perjalanan yang lebih bermakna. Ia menjadi bukti nyata bahwa setiap remaja punya potensi luar biasa untuk bersinar, asalkan ada keberanian, kerja keras, dan niat untuk memberi manfaat bagi orang lain. (tiwi)












