WWW.PASJABAR.COM – Sebuah studi terbaru dari King’s College London mengungkapkan bahwa buah kiwi memiliki manfaat signifikan dalam membantu meredakan sembelit.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa suplemen magnesium oksida dapat mengurangi sejumlah gejala sembelit yang umum dialami masyarakat.
Laporan Hindustan Times pada Minggu (16/11/2025), dilansir dari ANTARA, disebutkan bahwa satu dari sepuluh orang mengalami sembelit persisten, kondisi yang dapat menurunkan kualitas hidup seseorang.
Menurut Layanan Kesehatan Nasional (NHS), seseorang dikatakan mengalami sembelit jika tidak buang air besar setidaknya tiga kali dalam seminggu terakhir atau frekuensinya lebih jarang dari biasanya.
Laporan BBC turut menyebutkan bahwa Dr. Eirini Dimidi dari King’s College London menemukan bahwa pasien dapat melaporkan hingga 30 gejala berbeda yang berkaitan dengan sembelit.
Kiwi dan Magnesium Oksida Jadi Rekomendasi Baru
Dalam pedoman terbaru, masyarakat disarankan lebih fokus pada asupan buah dan minuman untuk membantu meredakan sembelit.
Dr. Dimidi menjelaskan bahwa konsumsi dua hingga tiga buah kiwi setiap hari dapat memberikan efek positif.
“Bahkan tanpa kulitnya, buah ini tetap baik dan mengandung serat,” kata Dimidi.
Serat dalam kiwi memiliki efek merangsang kontraksi usus sehingga membantu meningkatkan volume feses.
Kiwi juga mampu meningkatkan kadar air dalam usus sehingga feses menjadi lebih lunak. Tidak hanya itu, buah ini juga kaya vitamin C yang dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh serta membantu mengatur tekanan darah karena kandungan kaliumnya.
Selain kiwi, delapan hingga sepuluh buah prem serta roti gandum hitam sebagai camilan harian dinilai dapat memberikan dampak serupa.
Dr. Dimidi juga menyampaikan bahwa air mineral lebih sehat dibandingkan air keran, karena magnesium yang terkandung di dalamnya berperan sebagai pencahar alami.
Studi tersebut menunjukkan bahwa suplemen magnesium oksida dapat mengurangi nyeri perut bagian bawah, kembung, mengejan, serta memperlancar proses buang air besar.
Temuan ini mendapat apresiasi dari Asosiasi Dietetik Inggris. Mereka menilai panduan terbaru tersebut sebagai pendekatan berbasis bukti yang lebih menekankan pada perbaikan pola makan dalam penanganan sembelit kronis. (han)











