BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Universitas Pasundan (Unpas) menggelar sharing session bertajuk “Membangun Ecosystem Riset-Inovasi di Perguruan Tinggi: Tantangan, Praktik Terbaik dan Dampak untuk Bangsa” di Aula Mandalasaba Ir. H. Djuanda, Kampus II Unpas Tamansari, Jumat (14/11/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-65 Unpas yang mengusung tema “Memperkuat Kebersamaan dan Komitmen Unggul Berkelanjutan.”
Acara menghadirkan Guru Besar Ilmu Komputasi Energi UPI, Prof. Dr. Ade Gafar Abdullah, S.Pd., M.Si. Hadir pula Wakil Rektor Bidang Belmawabud Unpas Prof. Dr. Cartono, S.Pd., M.Pd., M.T.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, SDM, dan Sistem Informasi Unpas Prof. Dr. Ir. H. Yudi Garnida, M.P., Direktur Pascasarjana Unpas Prof. Dr. H. Bambang Heru Purwanto, M.S., para dekan, sivitas akademika, serta perwakilan dari STIE, STKIP, dan STH Pasundan.
Ketua Seksi Kegiatan Ilmiah, Prof. Dr. Yonik Meilawati Yustiani, S.T., M.T., menjelaskan bahwa Dies Natalis tahun ini turut diramaikan pameran poster pengabdian kepada masyarakat dan lokakarya peningkatan pengelolaan jurnal pada 29 November 2025.
“Kami berharap sharing session ini memberikan motivasi bagi kita semua untuk memberikan kontribusi dan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat,” ujarnya, dilansir dari unpas.ac.id.
Sementara itu, Wakil Rektor Belmawabud menegaskan pentingnya dedikasi dalam pengabdian.
“Jangan setengah-setengah dalam mengabdi. Jadikan Unpas bukan hanya investasi dunia, tetapi juga investasi akhirat,” tegasnya.
Tantangan dan Strategi Penguatan Ekosistem Riset-Inovasi
Dalam pemaparan materi, Prof. Ade menekankan bahwa inovasi tidak lahir dari individu, melainkan dari ekosistem yang saling menguatkan. Ia mengungkapkan Indonesia berada di peringkat 55 dari 139 negara dalam Global Innovation Index (GII) 2025.
Tantangan yang dihadapi antara lain fragmentasi riset antar fakultas, minimnya manajemen riset terintegrasi, keterbatasan insentif, pendanaan, serta rendahnya tingkat kesiapan teknologi.
Menurutnya, ekosistem riset perlu melibatkan dosen, mahasiswa, pemerintah, dan industri. Pascasarjana berperan sebagai pusat pengembangan metodologi, sedangkan mahasiswa S2/S3 harus diposisikan sebagai co-creator pengetahuan.
Ia juga menyampaikan tiga strategi utama: penguatan kapasitas dan budaya riset, kolaborasi lintas institusi, serta dukungan infrastruktur digital berbasis teknologi.
Kegiatan ini diharapkan mempercepat terbentuknya ekosistem riset-inovasi yang lebih solid dan berdampak sesuai komitmen Unpas untuk memperkuat kontribusi akademik bagi masyarakat dan bangsa. (han)












