BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Sidang Promosi Doktor Ilmu Sosial Pascasarjana Universitas Pasundan (Unpas) atas nama Aang Anwar Amin digelar di Aula Mandalasaba dr. Djoenjoenan, Kampus Pascasarjana Unpas, Jalan Sumatra No. 41, Kota Bandung.Jalan Sumatra No. 41 Kota Bandung, Kamis (20/11/2025).
Aang Anwar Amin resmi meraih gelar Doktor Ilmu Sosial setelah mempertahankan disertasi berjudul “Inovasi Pelayanan Publik Menggunakan Elektronik pada Rekam Medis Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Kabupaten Cianjur”.
Sidang dipimpin oleh Ketua Sidang Prof. Dr. H. Bambang Heru P, MS., dengan Promotor Prof. Dr. H. Kamal Alamsyah, M.Si., serta Co-Promotor Prof. Dr. Hj. Ummu Salamah, M.S. Hadir pula para penguji: Prof. Dr. H. Soleh Suryadi, M.Si., Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si., dan Prof. Dr. Lia Muliawaty, M.Si.
Tantangan Implementasi Rekam Medis Elektronik di RSUD Sayang
Dalam disertasinya, Aang meneliti efektivitas pelayanan publik berbasis elektronik pada rekam medis di RSUD Sayang Kabupaten Cianjur.
Ia menilai bahwa inovasi tersebut belum berjalan optimal sehingga belum mampu memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam layanan kesehatan.

Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif analitis dan pendekatan kualitatif melalui studi kepustakaan, observasi lapangan, wawancara, serta Focus Group Discussion (FGD).
Aang menggunakan teori inovasi Hutagalung (Relative Advantage, Compatibility, Complexity, Triability, dan Observability) sebagai pisau analisis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi rekam medis elektronik menghadapi berbagai kendala, mulai dari sistem yang belum sepenuhnya berfungsi, infrastruktur teknologi informasi yang belum memadai, hingga belum adanya sinkronisasi kebijakan.
Hambatan biaya, kesadaran masyarakat, dan faktor komunikasi juga turut memengaruhi efektivitas penerapan rekam medis elektronik.
Faktor Hambatan dan Perluasan Inovasi Pelayanan Publik
Aang menemukan bahwa beberapa elemen kunci dalam peningkatan kualitas layanan publik perlu diperkuat, termasuk integrasi data pasien, akses masyarakat terhadap data medis, dan pemanfaatan penuh sistem rekam medis elektronik.
Hambatan seperti kerumitan sistem, kurangnya kesesuaian teknis, hingga keterbatasan fasilitas teknologi menjadi tantangan utama.
Selain itu, Aang mengungkapkan bahwa meskipun terdapat lima indikator inovasi berdasarkan teori Hutagalung, kondisi di lapangan menunjukkan perlunya pendekatan baru.
Oleh karena itu, peneliti menawarkan pembaruan melalui tiga dimensi inovasi: dimensi spiritual, dimensi responsibilitas, dan dimensi sinergitas, yang dipandang lebih relevan dengan kebutuhan RSUD Sayang dalam proses transformasi digital.
Temuan tersebut diharapkan dapat menjadi masukan strategis bagi rumah sakit dalam menentukan arah kebijakan serta memperkuat kualitas layanan medis berbasis teknologi.
Lulus Cumlaude dan Harapan untuk Pengembangan Layanan Kesehatan
Pada akhir sidang, Aang dinyatakan lulus dengan IPK 3,76 dan predikat cumlaude. Ia resmi menjadi doktor ke-304 Ilmu Sosial Pascasarjana Unpas.

Dalam wawancaranya, Aang menjelaskan motivasi dan temuan utama penelitiannya.
“Dengan penelitian saya, salah satunya dari indikator permasalahannya, banyak kerumitan dalam pelayanan rekam medis itu sendiri. Mulai dari pendaftaran yang belum berfungsi, tanda tangan elektronik yang belum berjalan, hingga ruang penyimpanan yang belum ergonomis, sehingga rekam medis masih manual,” ujarnya.
Ia menilai bahwa proses transformasi digital memerlukan komitmen dan inovasi yang berkelanjutan.
“Saya merasa tergugah meneliti inovasi ini, sejauh mana rumah sakit mampu bertransformasi dari manual ke digital. Salah satu inovasinya adalah spirit, sopan, cepat — siaga dokter, perawat, bidan, melayani dengan cepat,” jelasnya.
Aang juga menegaskan pembaruan konsep inovasi yang ia tawarkan.
“Dalam penelitian saya, dari lima dimensi teori Hutagalung, saya menawarkan novelty menjadi tiga dimensi: spiritual, responsibilitas, dan sinergitas. Itu melengkapi proses penelitian.”
Ia berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi RSUD Sayang.
“Mudah-mudahan penelitian saya bisa bermanfaat bagi rumah sakit, terutama dalam pengembangan rekam medis,” katanya.
Aang turut menyampaikan apresiasi untuk Pascasarjana Unpas.
“Harapan saya, Pascasarjana Unpas terus meningkatkan kualitas. Fasilitas dan dosennya sudah luar biasa, tapi jangan terlena — tetap harus konsisten. Semoga lebih ditingkatkan lagi dan semakin mendunia. Semoga para mahasiswa baru menjadi generasi penerus yang mampu meningkatkan modernisasi pendidikan,” tutupnya. (han)












