BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Keterbukaan informasi berbasis Information and Communication Technologies (ICT) kini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat, khususnya generasi milenial. Era revolusi industri 4.0 telah membawa masyarakat pada suatu kondisi dimana berbagai informasi sangat mudah diakses. Dampaknya, tak sedikit masyarakat yang terjebak dalam berita hoax karena tidak memiliki penguasaan literasi media yang cukup baik .
Demikian disampaikan, Guru Besar Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Islam Bandung (Unisba), Prof. Dr. Hj. Atie Rachmiatie, M.Si., saat menjadi pembicara dalam kegiatan Seminar Penelitian Sivitas Akademika (SPeSIA) 2020 Gelombang I dengan tema “Tantangan Generasi Milenial di Era Keterbukaan Informasi Publik” di Aula Unisba, Kamis (30/1/2020).
Prof. Atie mengatakan, pemberantasan masalah hoax tidak dapat diselesaikan seorang diri tapi memerlukan kerja sama berbagai unsur di dalam pentahelix.
“Permasalahan mengenai hoax merupakan PR kita bersama. Seluruh pihak dalam pentahelix, yakni akademisi, industri, media, pemerintah, dan komunitas atau kelompok masyarakat harus bergandeng tangan untuk memberantas hoax,” ujarnya. Dalam menangkal hoax, kata dia, unsur yang ada di pentahelix tidak boleh mengedepankan ego sektoral. Salah satu upaya yang harus dilakukan oleh unsur pentahelix adalah melaksanakan literasi media.
Selain itu, Prof. Atie mengatakan, generasi milenial di era ini juga dituntut untuk mampu menjadi manusia pembelajar yang dapat merespon berbagai peluang dan permasalahan yang ada di sekitarnya. Dengan begitu, manusia pembelajar akan terbiasa untuk mencari solusi dari berbagai permasalahan melalui ide atau karya kreatif dan inovatif.
“Generasi milenial saat ini harus kreatif menghadapi berbagai permasalahan. Dia juga harus mampu memetakan konflik, meningkatkan daya saing, dan mencari jalan keluar melalui cara dan pemikiran yang out of the box,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Seminar SpeSIA Unisba. Ahmad Arif Nurrahman, ST., MT., mengungkapkan, karya ilmiah yang diseminarkan pada SpeSIA tahun ini berjumlah 1.017 karya. Sementara itu, total karya ilmiah dalam SpeSIA yang diluncurkan sejak tahun 2014 berjumlah 9.283 karya.
Arif mengatakan, kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya yang dilakukan Unisba untuk mencegah terjadinya plagiarisme sekaligus meningkatkan sitasi dalam hal publikasi ilmiah sivitas akademika Unisba guna mendukung Sinta Ristekdikti.
“Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh beberapa pearturan mengenai publikasi ilmiah, salah satunya dari Dirjen Ristekdikti tahun 2012 tentang publikasi karya ilmiah ilmiah. Selain itu, Spesia ini juga membantu pemeringkatan universitas .karena, jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan sangat berpengaruh pada ranking universitas,” ujarnya.
Terdapat empat agenda dalam kegiatan SPeSIA ini, pertama orasi ilmiah dari guru besar Unisba, Prof. Dr. Hj. Atie Rachmiatie, M.Si.,. Kemudian, presentasi dari mahasiswa sebagai pemakalah yang terbagi ke dalam beberapa kelas, penilaian presentasi hasil karya mahasiswa dari dosen yang mengawasi untuk dipilih yang terbaik. Terakhir, pemuatan artikel ilmiah mahasiswa dalam proceeding online.
Peserta seminar pada SpeSIA gelombang I yang berjumlah 1.017 orang berasal dari dari Fakultas Syariah 32 orang, Dakwah/KPI (3), Tarbiyah & Keguruan (55), Hukum (107), Psikologi (34), MIPA (60), Teknik (112), Ekonomi dan Bisnis (290), Ilmu Komunikasi (128),dan Fakultas Kedokteran (196). Seperti tahun sebelumnya, dalam SPeSIA kali ini terpilih 10 pemakalah terbaik yang mewakili masing-masing fakultas dan mendapatkan penghargaan berupa uang tunai sebesar Rp. 1.250.000. Sementara untuk kategori best of the best, pemakalah a mendapatkan hadiah sebesar Rp 1.500.000.
Pada SPeSIA Gelombang I tahun 2020, penghargaan pemakalah untuk kategori best of the best diraih oleh Lu’Lu Ulul Albab, mahasiswa Fakultas Kedokteran. Dia mempresentasikan karya ilmiahnya yang berjudul “Efek Antibakteri Ekstrak Aquades Buah Kurma (phoenix dactylifera L) Varietas Ajwa terhadap Straphylococcus aureus secara In Vitro” dan berhasil memperoleh skor tertinggi 745.5. Selain mendapatkan hadiah uang tunai, Lu’Lu juga mendapatkan apresiasi dan hadiah tambahan dari Rektor Unisba yakni dibebaskan dari pembayaran prosesi wisuda. (*/tie)