PEKANBARU, WWW.PASJABAR.COM– UMKM dapat memaksimalkan akses ke pasar modal. Permodalan menjadi salah satu kendala yang dihadapi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam pengembangan bisnis.
Salah satu solusi yang selama ini belum dioptimalkan selain dari perbankan. UMKM juga bisa memanfaatkan akses pembiayaan dari pasar modal. Namun hingga saat ini masih sedikit UMKM khususnya di sektor ekonomi kreatif tanah air yang memanfaatkan akses melalui pasar modal.
Hal tersebut disampaikan Pakar Ekonomi Ki Saur Panjaitan XIII. Dalam kegiatan “Pengenalan Pasar Modal Bagi Pelaku UMKM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” yang diselenggarakan Direktorat Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf secara hybrid.
Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan dunia pasar modal secara garis besar kepada pelaku UMKM pariwisata dan ekonomi kreatif. Khususnya di Pekanbaru, Riau.
“Pasar modal belum dimanfaatkan secara maksimal, dari puluhan juta UMKM yang ada. Data Bursa Efek Indonesia tahun 2019 menunjukkan baru 11 perusahaan UMKM yang melakukan IPO di pasar modal,” kata Ki Saur Panjaitan dalam kegiatan yang berlangsung di Novotel Pekanbaru, Kamis (29/4/2021).
Jumlah tersebut sangat kecil dibanding jumlah UMKM di Indonesia yang berdasarkan catatan Kementerian Koperasi dan UMKM ada 64,2 juta UMKM di tahun 2020. Karenanya akses pembiayaan melalui pasar modal harus dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku UMKM sebagai opsi pendanaan.
Manfaat Pasar Modal Bagi UMKM
Perusahaan yang dijalankan UMKM sebagai emiten nantinya dapat memperoleh berbagai manfaat dari pasar modal. Selain sebagai sarana dalam mencari dana segar (modal), juga mengurangi ketergantungan pada bank, mempermudah perusahaan untuk ekspansi usaha, dan meningkatkan produktivitas.
Namun menuju ke sana memang dibutuhkan persiapan dan persyaratan yang terencana. Diantaranya memiliki business plan yang baik dan laporan keuangan. Selain juga informasi legalitas dan lainnya. Pemerintah sendiri telah mempermudah persyaratan bagi UMKM untuk dapat melantai di lantai bursa.
“Pelaku UMKM tidak usah bingung, karena ada incubator atau konsultan yang siap memberikan pendampingan dan penjelasan. Tentang apa saja yang dibutuhkan dalam melakukan perencanaan, laporan keuangan, persyaratan, semua diberi tahu,” kata Ki Saur Panjaitan dalam rilis yang diterima PASJABAR, Jum’at.
Sementara Kepala Bagian Pengembangan Kebijakan Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dien Sukmarini, menjelaskan, selain dari pasar modal, UMKM juga dapat mengakses pembiayaan melalui Securities Crowdfunding (SCF). Penawaran efek melalui layanan urun dana berbasis teknologi ini diharapkan bisa menjadi alternatif sumber pendanaan bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya.
“Pelaku UMKM dapat mendaftarkan diri melalui penyelenggara. Nanti pihak penyelenggara yang akan menawarkan sahamnya ke investor. Hingga saat ini ada lima penyelenggara terdaftar yang dapat dipilih pelaku UMKM,” kata Dien Sukmarini.
Akses ke Pasar Modal Telah Dijalankan di Berbagai Daerah
Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf, Hanifah Makarim, menjelaskan, Bincang Pasar Modal merupakan rangkaian kegiatan yang telah dijalankan di berbagai daerah. Kegiatan di Pekanbaru adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk ketujuh kalinya di tahun 2021. Sebelumnya kegiatan serupa digelar di Gading Serpong, Tangerang, pada 26 April 2021.
Selama ini pelaku UMKM di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif lebih akrab dengan pembiayaan dari bank dan nonbank seperti venture capital, investor, maupun lembaga lain.
“Namun pasar modal merupakan alternatif yang sepertinya belum terlalu banyak yang paham. Bahwa UMKM juga bisa masuk ke pasar modal. Kami kerja sama dengan Bursa Efek Indonesia memperkenalkan ini, harapannya pelaku UMKM di Pekanbaru ada juga yang bisa masuk ke pasar bursa dan melantai di pasar bursa IPO,” kata Hanifah.
Bagi pelaku UMKM yang tertarik lebih jauh untuk mengakses permodalan melalui pasar modal, Kemenparekraf/Baparekraf juga memiliki program KreatIPO. Program kerja sama antara Kemenparekraf/Baparekraf dan BEI berupa workshop dalam mempersiapkan persyaratan yang dibutuhkan oleh pelaku usaha untuk go public melalui skema IPO.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau, Roni Rakhmat, mengapresiasi program dari Kemenparekraf/Baparekraf untuk terus membantu semua sektor, khususnya UMKM di Riau untuk berkembang dan menghadapi situasi akibat pandemi COVID-19.
“Ini sektor pembiayaan selain bank yang belum banyak kita ketahui. Karenanya dengan kegiatan ini harus dapat kita manfaatkan betul bagi UMKM di Pekanbaru,” kata Roni Rakhmat.
Turut hadir sebagai narasumber di kegiatan tersebut Kepala IDX Incubator Jawa Barat Achmad Dirgantara serta Claudia Ingkiriwang selaku Komisaris Utama Pigijo, perusahaan UMKM yang sukses mengakses modal melalui pasar modal. (*/tiwi)