BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Setelah merilis Cinta yang Diam (2020) bersama Ariel NOAH dan Ilusi Setelah Kau Pergi (2021), kali ini Difki Khalif menulis dan merilis lagu ketiganya berjudul Ratu Drama.
Ratu Drama dari Difki Khalif dirilis pada 8 Oktober 2021 di seluruh platform musik digital yaitu Apple Music, Spotify, JOOX, Langit Musik, Youtube Music, Noice dan Resso.
Dan untuk official video clip nya bisa disaksikan di Youtube Difki Khalif Musica Official
“Ratu Drama menceritakan tentang ketidakselarasan sebuah hubungan antara esensi rasa sayang dan kebiasaan berpacaran yang dirasa sudah tidak perlu lagi dilakukan di masa-masa dewasa ini, apalagi si wanita yang terus menunjukan sifatnya yang penuh drama,” ujar Difki.
“Selain itu, dunia maya juga menjadi tempat si wanita ini mencurahkan segala sandiwara dramanya, dimana ia memamerkan segala kemesraannya demi sebuah like dan terlihat eksis dimata teman-temannya. Sementara hubungan mereka di kehidupan nyata sudah hampir di ujung tanduk perpisahan, karena si laki-laki sudah bosan dan sudah amat muak dengan tingkah laku pasangannya tersebut,” ucap pria berdarah Minang ini.
Difki membuat lagu ini di pertengahan tahun 2017. Baru digarap secara serius di studio rekaman kang Capung (Java Jive) di Bandung pada tahun 2019.
Untuk penggarapan musiknya memakan waktu setahun lamanya, karena banyak ide atau konsep baru yang datang setelahnya.
“Musisi-musisi senior yang juga terlibat ada kang Tony (Java Jive) sebagai pengisi keyboard, lalu mas Bowo Soulmate sebagai pengarah vokal dan teman-teman band pengiring, ada DM yang ikut mengisi tambahan sound keyboard dan synth, lalu Syiam yang
mengisi cajon dan perkusi dan ada dua bassist yang terlibat yaitu Raffy dan Krisna,” jelas Difki.
Difki berharap, lewat lagu Ratu Drama ini, semoga bisa mengajarkan kita untuk tidak mendramatisir sebuah masalah, tidak melakukan hal-hal yang sebetulnya telah hilang dari tujuan.
“Cara dan esensi kehidupan yang semestinya dan semoga bisa diadaptasikan ke banyak hubungan, bukan hanya hubungan percintaan lawan jenis namun antara keluarga dan teman. Kita terkadang lupa menempatkan hati kita ketika raga sedang berada di sekeliling keluarga ataupun teman,” ujarnya dalam rilis yang diterima PASJABAR.
Kebanyakan kita sambung Difki hanya sibuk dengan layar handphone masing- masing dan memperlihatkan kita sedang nongkrong atau silahturahmi dengan keluarga.
“Namun kenyataannya kemesraan dan kehangatan itu hanya ada di postingan dunia maya. Di dunia nyata kita malah asik sendiri dengan dunia kita masing-masing,” tuturnya.
“Intinya kita harus lebih peka lagi terhadap sebuah hubungan yang semestinya dibangun lewat kehangatan yang murni, bukan dari hal yang terkesan dibuat-buat atau hal yang ternyata
semu alias palsu,” pungkasnya. (*/tiwi)