BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Persib Bandung sempat dilanda tren negatif di Liga 1 2021-2022 hingga didemo dan diberi petisi oleh suporternya sendiri. Bahkan, mengemuka tagar #ReneOut agar pelatih Robert Alberts didepak.
Belakangan, tekanan Bobotoh mulai berkurang, tagar #ReneOut pun perlahan tenggelam. Namun, situasi ini belum tentu berakhir. Kondisi serupa bisa saja kembali terjadi jika Persib kembali terjebak dalam situasi negatif di kompetisi seperti sebelumnya.
Menurut mantan Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) M Farhan, dinamika yang terjadi adalah hal biasa. Sebab, Bobotoh ingin tim kesayangannya menuai prestasi. Di sisi lain, reaksi dan dinamika ini juga perlu disikapi dengan bijak oleh manajemen Persib.
Usai didemo, manajemen sendiri menyatakan sikapnya. Mereka bakal mengevaluasi kinerja Robert Alberts dan tim. Namun, sejauh ini belum ada rencana menggusur Robert Alberts dari posisinya. Sebab, Persib masih berada di trek yang tepat. Bahkan dua laga terakhir berhasil dimenangkan.
Dia pun sepakat dengan langkah manajemen mempertahankan Robert ketimbang buru-buru memenuhi keinginan sebagian Bobotoh untuk memecatnya. Sebab, memecat pelatih buru-buru tanpa mempertimbangkan berbagai aspek dinilai kurang tepat.
“Manajemen Persib selalu punya ukuran kuantitatif yang tegas. Pada saat bersamaan saya percaya penggantian pelatih bukan solusi terbaik. Polemik petisi #ReneOut adalah hak kebebasan berekspresi Bobotoh yang patut dihargai,” ujar Farhan, Sabtu (23/10/2021).
Ia lalu berkaca pada konsistensi mempertahankan pelatih. Ada pelajaran penting yang bisa diambil dari langkah Persib saat memakai jasa Djadjang ‘Djanur’ Nurdjaman.
Djanur sendiri melatih Persib sejak 2012. Hanya bisa membawa tim ke papan atas di kompetisi musim 2021/2013, Djanur sukses mengantar Persib juara ISL 2014 dan Piala Presiden 2015.
Sebab, dengan pelatih yang dipertahankan, ada konsistensi dan langkah yang terjaga. Ini akan berbeda cerita jika gonta-ganti pelatih tiap tahun, apalagi saat kompetisi tengah berjalan.
Farhan berharap manajemen bisa menjaga konsistensi Robert dalam membawa tim memburu gelar juara. Sehingga, rentetan hasil positif bisa terus dipertahankan.
“Persib perlu menang dan juara, hanya itu yang ada di benak dan hati semua Bobotoh. Kemampuan dan keahlian manajerial dan sport science semua sudah lengkap dimiliki oleh Persib,” jelas pria yang kini jadi anggota DPR RI itu.
Di sisi lain, Bobotoh bisa jadi andalan untuk menopang langkah Persib memburu misi. Mereka memang tidak bisa memberi uang dan fasilitas. Tapi, jangan pernah mempertanyakan besarnya dukungan Bobotoh untuk Persib.
“Kita sebagai suporter tidak memiliki kemampuan yang selengkap tim Persib. Tapi, hati (Bobotoh) 100 persen untuk Persib. Maka hasil yang ditunggu harus juara,” ungkapnya.
Namun, dia mengingatkan agar Bobotoh menciptakan suasana kondusif bagi manajemen dan tim. Di saat bersamaan, dia berharap agar aspirasi dan tekanan yang diberikan murni berdasarkan suara hati serta kecintaan Bobotoh pada Persib. Jangan sampai aksi yang ada ditunggangi kepentingan lain.
“Kita jaga bersama dari penunggangan kepentingan yang ada di luar Persib sebagai klub sepak bola kebanggaan kita semua. Suporter dan klub tidak mungkin lepas, ada keterkaitan yang tidak terpisahkan. Maka, proses pendewasan harus berjalan di kedua belah pihak, baik klub nya maupun supporternya,” tegasnya.
Selain itu, Bobotoh juga diharpakan lebih elegan dalam bersikap, terutama saat menyampaikan aspirasi bagi manajemen atau tim. Tujuannya agar apa yang dilakukan justru tidak berbanding terbalik dengan kecintaan mereka pada Persib.
“Suporter harus bisa memberikan dukungan terukur yang justru akan meningkatkan prestasi klub. Jangan membabi buta terhadap satu sama lain, malah bisa saling merugikan,” pungkas Farhan. (ors)