BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Wilayah Indonesia akan mengalami gerhana bulan sebagian, yang akan berlangsung pada Jumat, 19 November 2021. Gerhana ini memiliki magnitude gerhana 0,9785, artinya hanya 97,85 % bulan yang tertutupi umbra (bayangan gelap) bumi.
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, menjelaskan fase terjadinya gerhana bulan yang berlangsung sejak siang hari.
“Gerhana bulan sebagian diawali dengan fase awal penumbra (bayangan kabur) yang terjadi pada pukul 13.00.20 WIB/ 14.00.20 WITA/ 15.00.20 WIT,” kata Andi dikutip dari laman resmi Lapan, Rabu (17/11/2021).
Dalam fase ini, ucap Andi, seluruh wilayah di Indonesia tidak dapat menyaksikannya karena bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit. Selanjutnya fase awal sebagian yang terjadi pada pukul 14.18.21 WIB/ 15.18.21 WITA/16.18.21 WIT. Pada fase ini sama dengan fase sebelumnya, tidak ada wilayah di tanah air yang dapat menyaksikan, bulan masih di bawah ufuk dan belum terbit.
“Pada saat puncak gerhana bulan sebagian yang akan berlangsung pada 16.02.53 WIB/17.02.53 WITA/18.02.53 WIT. Hanya sebagian wilayah yang dapat menyaksikan,” beber Andi.
Antara lain Provinsi Papua Barat (kecuali Kabupaten Kepulauan Raja Ampat), Provinsi Papua. Serta sebagian Provinsi Maluku (Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara/ Kepulauan Kei, dan Kabupaten Kepulauan Aru).
Setelah itu, pada pukul 17.47.23 WIB/18.47.23 WITA/19.47.23 WIT masuk dalam fase akhir gerhana bulan. Wilayah yang dapat menyaksikan yaitu Papua, Kepulauan Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara. Juga wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, sebagian wilayah Jawa Barat, sebagian Kepulauan Riau, dan Bangka Belitung.
“Gerhana bulan sebagian dapat disaksikan dengan mata, tanpa alat bantu optik apapun. Untuk mengabadikan dapat menggunakan kamera digital single lens reflek (DSLR), kamera ponsel mode pakar, dan kamera CCD,” imbuh Andi (ytn)