BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– Forum Masyarakat Peduli Pendidikan (FMPP) Jawa Barat menerima banyak aduan dari orang tua siswa terkait sumbangan sekolah yang berimbas pada penahanan kartu ujian anak-anaknya.
Ketua FMPP Jabar, Illa Setiawati mengatakan, penahanan kartu ujian ini terjadi lantaran mereka belum membayar iuran sekolah.
“Saya sudah sangat sering berkoordinasi dengan disdik ataupun KCD tapi sejauh ini sepertinya tidak di follow up. Soalnya jika ada tindakan keras dari disdik mungkin pihak-pihak sekolah tidak akan merajalela seperti ini. Kan sudah jelas mereka masyarakat miskin dengan di buktikan surat keterangan miskinnya,” ujarnya kepada PASJABAR, Sabtu (4/12/2021).
Illa mengatakan kejadian ini akan terus terjadi dan berulang apa bila disdik tidak menindak tegas kepala sekolah yang masih melakukan pungutan sumbangan secara paksa kepada orang tua siswa apa lagi mereka yang masuk katagori miskin.
“Harapan saya pihak disdik segera menindak tegas sekolah-sekolah yang memungut sumbangan secara paksa apa lagi dengan ancaman anak tidak di kasih kartu ujian atau tidak di ikut sertakan sekolah. Sekolah ini bukan ajang bisnis tapi sekolah ini ajak siswa untuk mengejar prestasi untuk mencerdaskan anak bangsa tanpa harus di bebani urusan-urusan biaya atau sumbangan dengan dalih apapun,” tegasnya.
“Apa tidak malu jika ada anak bangsa yang putus sekolah hanya karena anak tersebut lahir dari keluarga tidak mampu. Mana tanggung jawab pemerintah untuk menyikapi persoalan sumbangan yang makin marak. Lalu dimana dewan pendidikan dan tim saber pungli. Kok masalah seperti ini di biarkan sesukanya,” imbuhnya.
Ke depan, sambung Illa, ia akan menggugat pihak sekolah apa bila ada satu orang siswa saja yang tidak diikut sertakan ujian dengan alasan apapun.
“Jangan mendiskriminasi mereka kasian, coba jika keaadan di balik, mereka yang miskin lalu diperlakukan seperti itu apa tindakan mereka?” pungkasnya. (tiwi)