BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM– HIMA PKnH FKIP Universitas Pasundan menggelar kegiatan Religious Discussion Jilid II secara virtual melalui zoom, Selasa (8/2/2022).
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa, pengajar atau guru Pendidikan Agama Islam dan umum.
Adapun narasumber dalam kegiatan ini yakni Ustadz Dada Rosada, S.Pd.l (Ketua Yayasan Ikhlas Rahayu Cijerokaso Kota Bandung) dengan tema “Kehidupan dalam Pandangan Al-Qur’an”.
Ketua HIMA PKnH Periode 2021/2022, Amanda Navira mengungkapkan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan daya kritis dan spiritual semua orang khususnya umat muslim dalam menanggapi arti dari sebuah kehidupan, tujuan diberikannya kehidupan oleh Allah SWT.
“Kegiatan ini juga dilakukan untuk membuka bagaimana cara kita menjalani kehidupan yang benar sesuai dengan yang ada di dalam kitab suci Al-Qur’an. Dan mendekatkan diri kepada sang maha pencipta alam semesta karena arti dari sebuah kehidupan merupakan suatu yang berkesinambungan dengan sang maha pencipta yaitu Allah SWT,” ujarnya kepada PASJABAR, Selasa (8/2/2022).
Amanda melanjutkan bahwa tujuan inti dari kegiatan Religious Discussion ini agar muslim hendaknya memahami akan hakikat kehidupan yang benar dan kematian itu bukanlah akhir segalanya bahkan merupakan awal dari kehidupan yang sesungguhnya.
“Untuk itu umat muslim wajib berusaha memahami dan mengamalkan apa yang terkandung di dalam agama Islam sehingga tidak tersesat dalam menjalani kehidupan,” ulasnya.
Ia mengatakan bahwa peserta yang mengikuti rangkaian kegiatan Religious Discussion Jilid II ini sangat bersemangat.
“Para peserta antusias dikarenakan penyampaian atau pembawaan yang dibawakan oleh narasumber sangat mudah dipahami oleh peserta serta menimbulkan rasa keingintahuan yang mendalam hal ini menyebabkan peserta Religious Discussion Jilid II semakin semangat dalam menanggapi dan semangat dalam berdiskusi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini penting untuk diselenggarakan terkhusus untuk umat muslim karena manusia ada tidaklah demi perbuatannya, melainkan ada demi tujuan terakhirnya.
“Dalam artian, seseorang tidak bisa berbuat bila tidak terdapat tujuan dalam hidupnya. Sebab, setiap perbuatan dipilih sebagai jalan menuju tujuannya. Oleh karena itu, manusia haruslah mempunyai tujuan akhir dalam hidupnya sebelum ia memulai perbuatannya,” ucapnya.
“Dengan memiliki tujuan akhir dalam hidupnya kita akan tau apa yang harus kita ke jalan atau laksanakan dalam menjalani roda kehidupan sesuai dengan apa yang di dalam ayat suci Al-Qur’an,” imbuhnya.
Tujuan akhir tersebut sambung Amanda akan menggerakkan seluruh proses dan mendiktekan atas semua perbuatan yang dipakai sebagai jalan untuk pemenuhannya.
“Oleh karena itu, manusia bisa dikatakan bermoral baik apabila hidupnya dijuruskan ke arah tujuan akhirnya,” ulasnya.
Tujuan akhir di sini berarti bisa kita kaitkan dengan kehidupan sekarang dengan ketika manusia sudah mendekati ajal diujung kematiannya, untuk itu kesimpulan dari semua ungkapan tersebut kita sebagai umat manusia harus senantiasa selalu mendekatkan diri kepada sang maha pencipta agar tidak salah jalan dalam menentukan arah kehidupan dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
“Ustadz Dada juga mengatakan bahwa kehidupan yang dinikmati oleh umat manusia hanyalah kehidupan sementara, walaupun hanya sementara umat manusia tidak boleh menganggap remeh hal seperti ini. Kehidupan yang hanya sementara ini harus senantiasa dipergunakan untuk hal bermanfaat,” ucapnya.
Pengurus HIMA PKnH, ujarnya berharap bisa memberikan kebermanfaatan lewat kegiatan ini.
“Semoga dapat bermanfaat untuk banyak orang karena “khoirunnas anfauhum linnas” yang artinya sebaik-baiknya manusia ialah yang memberikan kebermanfaatan untuk orang lain,” tandasnya.
Amanda mengatakan bahwa dia berharap dalam kegiatan Religious Discussion yang menjadi inti utama dari kegiatan ini adalah senantiasa memberikan momentum atau ruang untuk semua orang berdiskusi menyampaikan gagasan dan solusi-solusinya. Agar umat manusia khususnya umat beragama Islam lebih mencintai agamanya. Meningkatkan ketaqwaan serta keimanannya agar selalu berbuat kebaikan dan meninggalkan hal yang mengarah kepada keburukan.
“Panitia berharap kedepannya agar kegiatan Religious Discussion bisa menjadi momentum yang sangat berharga dalam meningkatkan spiritual dan daya berpikir kritis semua orang. Agar esensi dari sebuah diskusi bisa tercapai serta terwujudnya sebuah solusi dan inovasi yang membawa perubahan lebih baik ke depannya,” pungkasnya. (tiwi)