CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Senin, 17 November 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home PASPENDIDIKAN

Wolbachia, Inovasi dalam Pengendalian Demam Berdarah Dengue Global

Nissa Ratna
1 Desember 2022
Ilustrasi: Nyamuk Demam Berdarah (DBD).

Ilustrasi: Nyamuk Demam Berdarah (DBD). (Foto: Pixabay)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

Yogyakarta, WWW.PASJABAR.COM – Demam berdarah dengue masih menjadi ancaman dunia kesehatan.

Pengendalian vektor menjadi salah satu poin penting yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan dengue.

Head of the Veterinary Public Health, Vector Control and Environment unit at the Department of Control of Neglected Tropical Diseases of WHO, Dr. Raman Velayudhan, menyampaikan ada beragam tantangan dalam pengendalian vektor terutama berkaitan dengan dengue.

Beberapa diantaranya yaitu meningkatnya resistensi insektisida, meningkatnya temperatur global, cuaca ekstrem, penggunaan lahan, kenaikan dalam perdagangan dan perjalanan antar negara, evolusi resistensi perilaku, dan urbanisasi.

Ia menyebutkan WHO Vector Control Advisory Group (VCAG) saat ini sedang melakukan evaluasi terhadap inovasi-inovasi dalam pengendalian vektor.

Selain itu, memastikan inovasi tersebut bisa menjawab masalah yang ada.

“Inovasi yang dievaluasi salah satunya yaitu bakteri Wolbachia yang diinokulasikan ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti untuk pengendalian dengue,”ungkapnya dalam konferensi internasional GAMA-ICTM 2022 bertajuk “Global Challenges on Tropical Medicine yang diselenggarakan oleh Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada dan World Mosquito Program Yogyakarta didukung Yayasan Tahija pada pertengahan November 2022 secara daring.

Dr. Henrik Salje, Assistant Professor, Department of Epidemiology at the Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health in Baltimore, yang melakukan pemodelan Wolbachia dalam pengendalian dengue.

Baca juga:   Purwakarta Hadirkan Wisata Literasi, Ajak Anak-Anak Berwisata Tanpa Gawai

menyampaikan bahwa tingkat introgresi Wolbachia mengalami penurunan selama musim panas, dan bekerja lebih baik pada musim dingin sehingga perubahan iklim perlu diperhitungkan dalam pemodelan.

Ia menambahkan, introgresi pada tingkat menengah pun dapat mengurangi kejadian demam berdarah.

Prof. Ary Hoffmann, Chair of Ecological Genetics Biosciences, University of Melbourne, menceritakan tentang pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dengan pendekatan suppression (menekan populasi) di perkampungan di daerah Guangzhou, China.

Test Dilakukan Pada Nyamuk Lokal

Setelah rilis dilakukan terdapat penurunan jumlah nyamuk lokal. Namun, setelah pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dihentikan, populasi nyamuk lokal kembali lagi.

Katherine L. Anders, Director of Impact Assessment at the World Mosquito Program (WMP), pada sesi yang sama memaparkan tentang intervensi Wolbachia yang dikembangkan oleh World Mosquito Program.

Nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dapat memberikan proteksi bagi masyarakat dari dengue dalam jangka waktu panjang.

“World Mosquito Program saat ini telah menjalankan proyek Wolbachia di 11 negara, yaitu di Indonesia, Australia, Vietnam, Sri Lanka, Kiribati, Vanuatu, Fiji, New Caledonia, Mexico, Colombia, dan Brazil. Hingga saat ini sudah menjangkau 10 juta orang sebagai penerima manfaat,”paparnya

Katherine menyampaikan bahwa dari evaluasi ekonomi yang telah dilakukan, teknologi Wolbachia akan sangat menghemat biaya pada daerah urban dengan populasi tinggi.

Ia memaparkan, jika teknologi Wolbachia diterapkan di 7 kota di Indonesia, bisa mencegah 1 juta kasus dan menyelamatkan 500 nyawa penduduk setiap tahunnya.

Baca juga:   Kasus DBD di Kota Bandung Meningkat

Ini sudah menghemat 2-3 kali investasi selama 10 tahun dari biaya pengobatan dan biaya produktivitas yang hilang karena dengue.

Ia menambahkan, WMP bersama mitra telah sukses mengimplementasikan teknologi Wolbachia selama 10 tahun terakhir, dengan pelepasan skala besar di Indonesia, Brazil, dan Colombia.

Metode ini telah terbukti memberikan dampak positif bagi kesehatan masyarakat.

Wolbachia ini juga merupakan metode yang berkesinambungan, resilient, dan cost effective, sehingga metode ini bisa dipertimbangkan menjadi salah satu infrastruktur kesehatan publik di masa depan.

Project Leader WMP Yogyakarta Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc, MPH, Ph.D, memaparkan perjalanan penelitian WMP Yogyakarta.

Persiapan keamanan dan kelayakan dilakukan di tahun 2011, kemudian pelepasan terbatas di 2014, kajian risiko di 2016, penelitian quasi-experimental di 2016, dan penelitian Randomised Controlled Trial pada 2017-2020.

Teknologi Wolbachia ini kemudian diimplementasikan di Sleman dan Bantul, bekerja sama dengan pemerintah kabupaten melalui Dinas Kesehatan di tahun 2021 dan 2022

“Penelitian WMP Yogyakarta yang sudah berlangsung lebih dari 1 dekade ini menghasilkan efikasi dimana Wolbachia efektif menurunkan 77% kasus dengue, dan 86% menurunkan tingkat rawat inap di rumah sakit,”ungkapnya.

Saat ini dikatakan Adi Utarini teknologi Wolbachia sudah menjadi bagian dari strategi nasional penanggulangan dengue 2021- 2025.

Baca juga:   Petugas Puskesmas dan Kelurahan Beri Obat Abate ke Rumah Warga di Cijerah

Dengan upaya bersama yang terus menerus, hasil riset ini telah diterjemahkan ke dalam kebijakan nasional berbasis bukti.

Implementasi selanjutnya di beberapa daerah merupakan bagian dari scale up nasional yang dipimpin oleh Kementerian Kesehatan.

Penerimaan Masyarakat Tinggi

Alan Mee, Director of Community Engagement, World Mosquito Program.

menyampaikan metode Wolbachia baru bisa diimplementasikan setelah ada penerimaan dan dukungan yang kuat dari masyarakat.

Ia menjelaskan, pelibatan masyarakat bisa berupa aktivitas sosialisasi di masyarakat.

pembentukan kelompok rujukan masyarakat untuk mendengarkan aspirasi dari para pemangku kepentingan, dan penyediaan saluran untuk menangkap concern dari masyarakat.

Setelah kegiatan-kegiatan pelibatan masyarakat dilakukan di tahap persiapan.

sebuah survei dilakukan untuk mengukur seberapa besar dukungan dari masyarakat sebelum nyamuk ber-Wolbachia dilepaskan.

“Tingkat penerimaan masyarakat seperti di Meksiko mencapai 92%, Kolumbia 93%, Brazil 86%, Australia 90%,Indonesia (Yogyakarta) 91%, dan Vietnam 97%,”jelasnya

Ia percaya bahwa pelibatan masyarakat yang baik akan menghasilkan dukungan yang kuat dari masyarakat.

Mereka juga dapat berperan aktif dalam kegiatan peletakan ember nyamuk ber-Wolbachia.

dengan menjaga ember tetap aman, atau menjaga alat perangkap nyamuk dewasa untuk kebutuhan monitoring.

Keterlibatan ini berpengaruh terhadap meningkatnya pemahaman dan kepercayaan masyarakat terhadap teknologi. (*/Nis)

Print Friendly, PDF & Email
Editor: Nissa Ratna
Tags: demam berdarah


Related Posts

kasus DBD
PASKESEHATAN

Hingga Minggu ke-23 di 2024, 799 Orang Meninggal Akibat Kasus DBD

21 Juni 2024
vaksin demam berdarah
PASNUSANTARA

Kasus Demam Berdarah Tinggi, Bio Farma Sosialisasikan Vaksin Dengue

22 Mei 2024
Ilustrasi: Nyamuk Demam Berdarah (DBD).
HEADLINE

Waspada, Ratusan Orang Meninggal di Jabar Karena DBD

9 Mei 2024

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Pelatih Como, Cesc Fabregas, sangat diinginkan Inter Milan sebagai penerus Simone Inzaghi di kursi pelatih. (PIERO CRUCIATTI/AFP)
HEADLINE

Diincar Klub Besar Eropa, Masa Depan Cesc Fabregas di Como 1907 Akhirnya Terjawab!

16 November 2025

www.pasjabar.com -- Presiden Como 1907, Mirwan Suwarso, akhirnya memecah kesunyian terkait rumor yang menyebut Cesc Fabregas siap...

Foto: Jurij Kodrun - FIFA/FIFA via Getty Images

Keok Mengejutkan! Jerman Tersingkir, Ini 16 Besar Piala Dunia U-17 2025 yang Bikin Warganet Heboh!

16 November 2025
Spanyol menang telak 4-0 atas Georgia di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Oyarzabal cetak dua gol, Zubimendi dan Torres bersinar meski tanpa Lamine Yamal. (AFP)

Tanpa Lamine Yamal Tak Gentar! Spanyol Menggila Hajar Georgia 4-0, Oyarzabal & Zubimendi Jadi Bintang!

16 November 2025
Islam Makhachev menang angka mutlak atas Jack Della Maddalena. ( Getty Images via AFP/ISHIKA SAMANT)

Islam Makhachev Perkasa! Hajar Jack Della Maddalena 5 Ronde Tanpa Ampun, Rebut Sabuk Welter UFC 322!

16 November 2025
Timur Kapadze. (Getty Images/Zhizhao Wu)

Timur Kapadze Selangkah Lagi ke Timnas Indonesia? Transfermarkt Ungkap Fakta Mengejutkan!

16 November 2025

Highlights

Islam Makhachev Perkasa! Hajar Jack Della Maddalena 5 Ronde Tanpa Ampun, Rebut Sabuk Welter UFC 322!

Timur Kapadze Selangkah Lagi ke Timnas Indonesia? Transfermarkt Ungkap Fakta Mengejutkan!

Diusir Halus dari Madrid? Arsenal Resmi Mundur, Masa Depan Rodrygo Goes Kini di Ujung Tanduk!

Drama Panas MotoGP Valencia 2025! Bezzecchi Juara, Bagnaia Hancur Lebur & Morbidelli Cedera!

Mario Suryo Aji Akhiri Moto2 2025 dengan Drama! Diogo Moreira Juara Dunia, Hasil Akhir Bikin Kaget!

Indra Sjafri Bongkar Alasan Mengejutkan Arkhan Fikri & Rayhan Hannan Absen Lawan Mali: “Risiko Terlalu Besar!”

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.