BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei, masih banyak yang menjadi PR Kota Bandung di bidang pendidikan. Hal ini menjadi perhatian Anggota DPRD Kota Bandung Andri Rusmana, yang mengatakan, sistem dan infrastuktur yang masih sangat kurang.
“Bicara pendidikan, yang menajdi PR Kota Bandung sekarang adalah pemenuhan infrastruktur, yang menjadi kedala setiap tahunnya. Terutama terkait sistem zonasi saat PPDB,” ujar Andri kepada wartawan Selasa (2/5/2023).
Andri mengatakan, kekurangan gedung sekolah, masih menajdi salah satu kendala terbesar Kota Bandung setiap tahunnya. Menurut Andri, akan lebih baik jika sistem PPDB dikembalikan kepada sistem dulu yang diterima di sebuah sekolah berdasarkan prestasi.
“Akan lebih baik jika sistem PPDB dikembalikan seperti dulu,” katanya.
Disinggung mengenai pemberlakukan zonasi yang awalnya untuk mengatasi kemacetan, Andri mengatakan, hal tersebut juga tidak mengurangi kemacetan sama sekali.
“Karena biang kemacetan bukan hanya masalah jauh dekatnya sekolah, melainkan ada hal lain yang juga menjadi pemicunya,” tutur Andri.
Selain itu, uang juga menjadi salah satu masalah yang harusnya segera diselesaikan, adalah masalah honor guru honorer yang masih belum dibayarkan.
“Bahkan, saya menerima keluhan melalui akun sosial media saya, bahwa masih ada guru honorer yang honornya belum dibayar sejak triwulan pertama tahun ini,” tambahnya.
Padahal, sambung Andri, semestinya pendidikan di Kota Bandunng ini jauh lebih baik dibandingkan di Kota/Kabupaten lain, setidaknya di Jabar, karena Bandung merupakan ibu kota provinsi.
“Selain itu, kita juga punya anggaran RMP, selain anggaran BOS. Tapi kalau kualitas pendidikan kita sama saja dengan kota/kabupaten lain, lalu apa gunanya kita punya anggaran RMP,” sesalnya.
Siswa Berprestasi Banyak Dihasilkan Sekolah Swasta
Andri mengakui untuk siswa berperstasi sejauh ini masih dihasilkan oleh sekolah swasta. Hal ini besar kemungkinan karena kesejahteraan guru sekolah negeri yang masih belum baik.
“Kalau gaji guru sekolah swasta kan besar. Mereka pasti memberikan pengajaran yang lebih baik,” tuturnya.
Andri juga mengatakan, sekarang banyak guru negeri yang kerjanya nyambil bekerja di tempat lain. Sehingga menjadi concern mereka tidak hanya untuk tugas mereka mengajar di sekolah.
“Kalau kesejahteraan mereka mencukupi, pasti kan mereka tidak akan mencari kerja sampingan,” terangnya.
Pada level nasional, Andri mengatakan, sistem pendidikan sekarang sangat membingungkan. Sehingga banyak yang mengeluh.
“Semestinya, pejabat pengambil kebijakan harus orang yang mengerti tentang pendidikan,” ucap Andri.
Anggaran Pendidikan Kota Bandung Besar
Sementara itu, Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, anggaran Kota Bandung untuk Pendidikan sudah besar. Bahkan melebihi jumlah yang diamanatkan oleh undang-undang.
“Kalau di undang-undang anggaran pendidikan 20 persen, Kota Bandung menggarkan 26 persen lebih besar dari yang sudah diamantkan undang-undang,” tuturnya.
Hal ini, menurutnya menjadi salah satu bukti Pemkot Bandung sangat memperhatikan dunia pendidikan.
“Bahkan kami memberikan juga bantuan terhadap warga tidak mampu pada jenjang SMA sederajat. Walaupun kewenangan SMA ada di bawah pemerintah provinsi,” terangnya.
Ema mengatakan, pendidikan merupakan pilar utama bangsa, karenanya ia berharap semua warga Kota Bandung cerdas dalam berbagai aspek.
“Dengan demikian, Kota Bandung bisa cerdas di berbagai aspek,” harapnya. (put)