BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Miskomunikasi diduga menjadi salah satu penyebab tabrakan antara Kereta Api Turangga PLB 65A bertabrakan dengan Kereta Api Commuterline Bandung 350, di petak jalan Haurpugur-Cicalengka Km 181+700, Kabupaten Bandung, pukul 06.30 WIB, Jumat (05/01/2023).
Hal terseut diungkapkan Pakar Transportasi ITB, Ir. R. Sony Sulaksono Wibowo, M.T., Ph.D., dari Kelompok Keahlian Rekayasa Transportasi, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL).
“Kereta api di jalur yang sama, bisa saja terjadi karena masalah sinyal, komunikasi, dan sebagainya. Jadi ada kemungkinan karena miskomunikasi. Apakah salah dari sinyalnya atau salah dari masinisnya, atau salah dari isyaratnya. Karena ada komunikasi lewat sinyal dan lewat isyarat,” ujarnya seperti dikutip pasjabar, dari website remsi ITB, Jumat (5/1/2024).
Selain itu menurutnya Indonesia memang masih single track sehingga memang cukup rawan kecelakaan jadi ia mnyebutkan jika PT KAI harus segera membangun jalur ganda (double track) agar tidak terjadi kejadian serupa.
“Saat ini masih terdapat jalur tunggal (single track) di jalur kereta api di Indonesia. Hal tersebut menjadikan jalur tersebut rawan kecelakaan. Dalam prosedur kereta api, untuk single track, kereta api harus bergantian. Kereta yang menjadi prioritas itu biasanya Turangga. Nanti kereta api lokal masuk ke salah satu emplasemen di stasiun terdekat, menunggu kereta Turangga lewat, baru kereta lokal masuk ke jalur utama,” tuturnya.
Dikatakannya double track jalur selatan ini hingga saat ini memang belum dibangun, berbeda dengan yang sudah double track baru jalur utara.
“Pembangunan Jalur selatan sempat tertunda. Karena bagaimana pun juga kereta api masih menjadi salah satu angkutan favorit untuk jarak jauh, terutama saat musim liburan,” ujarnya.
Di sisi lain, perlu juga peningkatan dari berbagai kemungkinan timbulnya masalah di lapangan terkait komunikasi, seperti perbaikan-perbaikan sinyal hingga komunikasi insyarat di jalur yang masih single track. (*/tie)