CLOSE ADS
CLOSE ADS
PASJABAR
Rabu, 5 November 2025
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI
No Result
View All Result
PASJABAR
No Result
View All Result
ADVERTISEMENT
Home CAHAYA PASUNDAN

Epistemologi Sains dalam Islam

Nurrani Rusmana
25 Maret 2024
Epistemologi Sains dalam Islam

Ilustrasi. (Foto: Freepik)

Share on FacebookShare on Twitter
ADVERTISEMENT

*)CAHAYA PASUNDAN

Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan)
Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan)

Oleh: Prof. Dr. H. Ali Anwar, M.Si (Ketua Bidang Agama Paguyuban Pasundan)

Dalam dunia epistemologia, sampai saat ini para filosof masih berselisih pendapat tentang cara-cara memperoleh ilmu pengetahuan. Dari polemik berkepanjangan tersebut, lahir beberapa pendapat atau aliran, diantaranya skeptisme, academic doubt (aliran keraguan), empirisme, rasionalisme, dan intuisisme. Terlepas dari aliran-aliran tersebut, Al-Quran menawarkan metode ilmiah yang realistis, jauh dari perdebatan teoretis dan hipotesis yang menyebabkan perbedaan pemikiran dan pemahaman.

Metode ini ditopang oleh dua faktor. Pertama, menggunakan dan memanfaatkan pengalaman orang lain, baik dari kalangan generasi dulu maupun sekarang. Kedua, menggunakan akal dalam upaya mencari kebenaran agar memperoleh petunjuk atau hidayah. Menurut Al-Quran, faktor pertama diperoleh melalui pendengaran. Sedangkan faktor kedua diperoleh dengan menggunakan akal sesuai dengan firman-Nya:

“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempuanyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang ia menyaksikannya.” (Q.S. Qaf [50]: 37)

Banyak ayat Al-Quran yang mengharuskan seseorang untuk menggunakan akal dan pendengarannya sebagai media untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Al-Quran tidak cukup hanya dengan memberi isyarat dan pengarahan melainkan lebih jauh lagi, yaitu meletakkan kerangka-kerangka ilmiah yang sangat cermat dan mendetail. Kerangka-kerangka tersebut secara singkat akan dibahas dalam dua faktor.

Faktor Pertama: Pewarisan Pengalaman

Faktor pertama ini didasarkan atas bangkitnya setiap generasi untuk mengajarkan pengalaman dan aneka pengetahuan kepada generasi berikutnya. Mereka yang pandai bersedia memberikan petunjuk kepada yang belum pandai. Dengan cara inilah, umat manusia akan lebih maju dan berkembang. Al-Quran telah meletakkan kandungannya yang cukup agar pengetahuan sampai pada akal dan pendengaran. Kandungan yang terpenting antara lain:

  1. Orang yang pandai tidak boleh menyembunyikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Sebab, ilmu pengetahuan itu bukan khusus miliknya, tetapi merupakan hidayah dan taufik Ayat Al-Quran dan Hadis Nabi SAW yang memperkuat pernyataan ini adalah:

“Barang siapa yang ditanya (memiliki) ilmu pengetahuan, kemudian ia menyembunyikannya, maka Allah akan memberi kendali kepadanya pada hari Kiamat nanti dengan kendali dari api neraka.” (H.R Abu Dawud dan Tirmidzi)

Firman Allah SWT:

“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya dalam Al-Kitab, mereka akan dilaknat Allah dan dilaknat (pula) oleh semua (makhluk) pelaknat.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 159)

  1. Amanat ilmu menduduki tempat pertama untuk diajarkan kepada orang lain. Orang yang pandai memberikan segala informasi dengan jelas dan cermat tanpa ada distorsi dan penyimpangan, juga tidak melebihkan atau menguranginya.
Baca juga:   Pau Marti Vicente: Malaysia Harusnya Lolos ke Semifinal Piala AFF

“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya sedang mereka mengetahuinya.” (Q.S Al-Baqarah [2]: 75)

“Dan janganlah kamu campuradukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui.” (Q.S Al- Baqarah [2]: 42)

  1. Pengetahuan itu harus disebarluaskan kepada umat. Setiap rasul tidak diutus ke muka bumi, kecuali untuk menjadi guru dan pemberi petunjuk, baik melalui kitab yang diturunkan maupun melalui contoh yang baik, juga tidak terikat oleh besar atau kecilnya balasan (upah) yang diperoleh. Firman Allah SWT:

“Ikutilah orang yang tidak minta balasan kepadamu dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S Yaasin [36]: 21)

“Katakanlah (hai Muhammad), “Aku tidak minta upah sedikit pun kepadamu atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan. Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al-Quran setelah beberapa waktu lagi.” (Q.S Shad [38]: 86-87)

  1. Hindari menyia-nyiakan waktu dalam diskusi berkepanjangan yang tujuannya bukan mencari kebenaran, baik bagi murid maupun guru.

“Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah, Allah lebih mengetahui tentang apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Hajj [22]: 68)

“Di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu dan pengetahuan dan mengikuti setiap setan yang jahat.” (Q.S Al-Hajj [22]: 68)

  1. Menerima kebenaran berdasarkan dalil. Al-Quran mencela mereka yang menutup mata dan telinganya untuk melihat sinar terang sehingga mereka tidak mendapatkan kepastian. Firman Allah SWT:

“Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka kepada iman agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya ke mukanya dan mereka tetap mengingkari dan sangat menyombongkan diri. (Q.S Nuh [71]: 7)

“Dan orang-orang kafir berkata, “Dan janganlah kamu mendengardengan sungguh-sungguh akan Al-Quran ini dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka.” (Q.S Fushshilat [41]: 26)

  1. Mengambil hikmah atau nilai-nilai kebaikan dan meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat atau sia-sia. Firman Allah SWT:

“Mereka (orang-orang yang beriman) itulah orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna.” (Q.S. Al-Mukminun [23]: 3)

Baca juga:   Hindari Kesalahpahaman, Begini Langkah-Langkah Mempelajari Islam

“Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan-perkataan yang sia-sia dab tidak pula mendengar perkataan yang menimbulkan dosa. Akan tetapi, mereka mendengar ucapan-ucapan salam.” (Q.S Al-Waqi’ah [56]: 25-26)

  1. Membedakan dan menyeleksi informasi untuk kemaslahatan peradaban umat manusia agar tidak tersesat akibat menuruti setan. Firman Allah SWT:

“… Oleh sebab itu, sampaikanlah berita-berita itu kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang diberi akal.” (Q.S Az-Zumar [39]: 17-18)

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu,” (Q.S Al-Hujurat [49]: 6)

  1. Dapat membedakan dan mengamati orang-orang yang ahli dalam bidangnya (profesionalisme) dalam menerima ilmu pengetahuan. Firman Allah SWT:

“… maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.” (Q.S Al-Anbiya [21]: 7)

“Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keraguan tentang apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Al-Kitab sebelum kamu. (Q.S Yunus [10]: 94)

Dari beberapa kandungan Al-Quran tersebut di atas, jelaslah tentang kriteria dan patokan cermat yang ditawarkan Al-Quran dalam menyaring ilmu pengerahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Faktor Kedua: Pemikiran Logis

Faktor kedua ini merupakan faktor pengalaman praktis yang didasarkan atas pemikiran logis dan sehat. Hal ini digambarkan Al-Quran dengan dasar-dasar sebagai berikut:

  1. Membebaskan pemikiran dari belenggu taklid dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang serta dari kungkungan yang melingkupi kita sejak kecil. Dengan cara ini, kita dapat berpikir dan meneliti secara bebas dan netral sehingga memperoleh kebenaran yang otentik. Firman Allah SWT:

“(Rasul) berkata, “Apakah kamu akan mengikutinya juga, sekalipun akan membawa untukmu agama yang lebih nyata memberi petunjuk dari apa yang kamu dapati dari bapak-bapakmu menganutnya?” Mereka menjawab “Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu disuruh untuk menyampaikannya.” (Q.S Az-Zukhruf [43]: 24)

Sabda Rasulullah SAW., “Janganlah kamu menjadi pembebek yang berkata, “Jika manusia baik, aku pun baik, jika mereka jelek aku pun jelek. Hendaknya teguhlah pendirianmu, jika manusia baik, baiklah kamu. Jika mereka jelek hendaklah kamu menjauhinya.” (H.R. Imam Tirmidzi)

  1. Al-Quran mengajak kita untuk menggunakan pancaindera dan akal dalam mengamati pengalaman, baik yang sifatnya material maupun spiritual. Indra dan akal saling menyempurnakan dan keduanya tidak terpisahkan serta tidak berdiri sendiri sebagaimana diklaim oleh filsafat empirisme dan rasionalisme. Firman Allah SWT:
Baca juga:   Perguruan Tinggi Harus Berperan Kenalkan Pangan Lokal ke Masyarakat dan Mahasiswanya

“Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, kemudian Dia (Allah) memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” (Q.S An-Nahl [16]: 78)

“Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglohatan, dan hati, tetapi amat sedikit kamu bersyukur.” (Q.S Al Mukminun [23]: 78)

  1. Selain indera dan akal, ada pemberian Allah yang tersembunyi yang dinamakan dengan hikmah. Orang sufi menyebutnya bashorah mulhamah, sedangkan para filsof modern menyebutnya intuisi. Di samping Al-Hikmah, Allah memberi An-nur (cahaya) dan Al-fariqah atau Al-furqan, artinya pembeda antara yang hak dan yang batil. Hikmah ini tidak dapat diketahui oleh akal dan indera, tetapi dapat diperoleh melalui apa yang ada di balik itu. Ahli psikologi menyebutnya sebagai indera keenam. Kekuatan yang tersembunyi tersebut diberikan Allah kepada orang mencapai derajat taqarrub (dekat) kepada-Nya. Firman Allah SWT:

“Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan barang siapa yang diberi hikmah, sesungguhnya telah diberi kebajikan yang banyak, dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali orang-orang yang berakal.” (Q.S Al-Baqarah [2]: 269)

“Dan setelah dia cukup dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S Yusuf [12]: 22)

“Dan Allah menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan, dan Dia mengampuni kamu, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Hadid [57]: 28)

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqan dan menghapuskan kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni dosa-dosamu dan Allah mempunyai karunia yang sangat besar.” (Q.S Al-Anfal [8]: 29)

Uraian tersebut merupakan epistemologi ilmu pengetahuan atau langkah dan cara memperoleh ilmu pengetahuan yang telah digariskan dalam Al-Quran. Epistemologi ilmu perspektif ini menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan menggunakan alat indera, akal, matahati, dan hidayah-taufik dari Allah (hikmah). (ran)

Print Friendly, PDF & Email
Editor: Nurrani Rusmana
Tags: Cahaya Pasundanilmu pengetahuansainssains dalam islam


Related Posts

Penanggalan radiokarbon memberikan para ilmuwan cara yang lebih akurat untuk menentukan usia tubuh manusia purba, termasuk yang dimumikan di tempat-tempat seperti Mesir. (Getty Images)
HEADLINE

Sinyal Kematian yang Mengubah Dunia: Rahasia di Balik Karbon-14

30 Oktober 2025
PRESIDEN Prabowo Subianto memberikan arahan saat acara Konvensi Sains Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis (7/8/2025). (Eci/pasjabar)
HEADLINE

Prabowo Kumpulkan Ilmuwan di ITB, Siapkan Strategi Besar!

7 Agustus 2025
Esensi Manusia sebagai Makhluk Sosial
CAHAYA PASUNDAN

Esensi Manusia sebagai Makhluk Sosial

26 April 2024

Categories

  • CAHAYA PASUNDAN
  • HEADLINE
  • PASBANDUNG
  • PASBISNIS
  • PASBUDAYA
  • PASDUNIA
  • PASFINANSIAL
  • PASGALERI
  • PASHIBURAN
  • PASJABAR
  • PASKESEHATAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASOLAHRAGA
  • PASPENDIDIKAN
  • PASTV
  • PASVIRAL
  • RUANG OPINI
  • TOKOH
  • Uncategorized
No Result
View All Result

Trending

Sandiwara Sunda “Pernikahan Dini” karya LS Dwi Murni tampil di Bandung, angkat isu pernikahan anak dan penyalahgunaan kuasa lewat pesan moral dan budaya. (Eci/pasjabar)
HEADLINE

Sandiwara Sunda “Pernikahan Dini” Angkat Isu Sosial di Rumentang Siang Bandung

4 November 2025

Bandung, www.pasjabar.com -- Isu sosial tentang penyalahgunaan kuasa dan pelanggaran etika dalam masyarakat diangkat lewat pertunjukan sandiwara...

Kiper AC Milan, Mike Maignan, merayakan golnya di akhir pertandingan Serie A Italia antara AC Milan dan AS Roma di Stadion San Siro, Milan, pada 2 November 2025. (Isabella BONOTTO / AFP)

Mike Maignan Bersinar, Tapi AC Milan Terancam Kehilangan Sang Kiper!

4 November 2025
Tunggal putri Indonesia, Putri Kusuma Wardani, harus mengakui keunggulan Mia Blichfeldt dari Denmark pada final Hylo Open 2025 di Saarbruecken, Jerman, 2 November 2025. (TANGKAPAN LAYAR BWF TV)

Mia Blichfeldt Taklukkan Putri KW, Juara Hylo Open 2025!

4 November 2025
Angin puting beliung terjang Ujung Berung, Bandung. Puluhan rumah rusak, pohon tumbang, dan warga panik. Petugas BPBD lakukan evakuasi dan pembersihan. (Uby/pasjabar)

Angin Puting Beliung Hantam Bandung, Puluhan Rumah Rusak!

4 November 2025
Persib vs Selangor

Persib Optimistis Hadapi Selangor di AFC Champions League, Thom Haye: Tim Semakin Solid!

4 November 2025

Highlights

Angin Puting Beliung Hantam Bandung, Puluhan Rumah Rusak!

Persib Optimistis Hadapi Selangor di AFC Champions League, Thom Haye: Tim Semakin Solid!

Luis Enrique Siap Tantang Dominasi Bayern di Parc des Princes

Arne Slot Waspadai Aksi Gila Vinicius Junior di Anfield!

Biaya Haji 2026 Turun Dua Juta Rupiah

Malam Ini Timnas Indonesia U-17 Hadapi Zambia di Piala Dunia U-17 2025 Qatar

PASJABAR

© 2018 www.pasjabar.com

Navigate Site

  • REDAKSI
  • Pedoman Media Siber
  • Alamat Redaksi & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • PASJABAR
  • PASBANDUNG
  • PASPENDIDIKAN
  • PASKREATIF
  • PASNUSANTARA
  • PASBISNIS
  • PASHIBURAN
  • PASOLAHRAGA
  • CAHAYA PASUNDAN
  • RUANG OPINI

© 2018 www.pasjabar.com

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.