BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Seminar Internasional bertajuk “Policies of Developing Micro, Small, and Medium Enterprises Toward International Tourism Destinations” digelar Program Doktor Ilmu Sosial (DIS) Pascasarjana Unpas, di Aula Mandalasaba dr. Djoendjoenan, Gedung Pascasarjana Unpas, Jalan Sumatera No. 41, Bandung, Rabu (11/9/2024).
Seminar ini dibuka oleh Prof. Dr. H. Thomas Bustomi, M.Si., yang mewakili Rektor Unpas, Prof. Dr. H. Azhar Affandi, M.Sc dan diikuti oleh puluhan mahasiswa di lingkungan DIS dan juga mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya.
Dalam sambutannya, Prof Thomas berharap agar seminar internasional itu mampu melahirkan kebijakan-kebijakan yang relevan dan progresif terkait pengembangan bisnis UMKM, khususnya dalam mendukung sektor pariwisata.
“Kami berharap seminar ini dapat menghasilkan kebijakan yang meningkatkan kompetensi dan kerjasama di sektor UMKM, yang memainkan peran penting dalam pemulihan pasca-pandemi. Pariwisata adalah peluang emas bagi UMKM dan bisnis lokal,” ujarnya.
Dalam sesi utama, Prof Lee Jaehoon dari Doejin University, Korea Selatan, dalam paparannya mengungkapkan bagaimana Korea berhasil meningkatkan daya saing UMKM di sektor pariwisata melalui kebijakan digital (DX Policy).
Prof. Lee juga menyoroti inovasi robot dalam industri food and beverage, yang mampu menarik minat wisatawan dengan memanfaatkan teknologi cerdas. “Teknologi dapat berperan penting dalam berbagai sektor, termasuk pariwisata,” ujarnya.
Ia juga menyoroti potensi Indonesia yang kaya akan destinasi wisata. “Indonesia, dengan Bali sebagai contoh, memiliki banyak aset wisata yang berharga. Namun, infrastruktur, seperti akses transportasi dan informasi, masih perlu ditingkatkan agar wisatawan dapat menjangkau lebih mudah,” ungkap Prof. Lee, ketika ditemui.
Sementara itu, Kaprodi DIS Pascasarjana Unpas, Prof. Dr. H. Soleh Suryadi, M.Si., yang juga sebagai pemateri , menekankan pentingnya peran UMKM dalam memperkuat daya tarik wisata Kota Bandung.
“Bandung sebagai kota wisata punya potensi besar, tapi tantangan seperti permodalan, teknologi, dan pemasaran masih menjadi hambatan. Kebijakan yang tepat bisa membantu mengatasi ini dan membuat produk UMKM lebih kompetitif,” jelas Prof. Soleh.
Ia juga mendorong mahasiswa agar lebih percaya diri berkomunikasi dan berkontribusi dalam dunia pariwisata internasional. “Seminar ini adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan pemikiran mereka dan belajar bagaimana berinteraksi di tingkat global,” lanjutnya dalam sesi wawancara.
Erno de Korte, co-founder PLLLLUS, yang juga menjadi pembicara dalam seminar ini melalui Zoom Meeting, menekankan pentingnya peran wirausaha dalam sektor pariwisata. “Kunci dari perkembangan sektor ini adalah entrepreneurship. UMKM harus berani berinovasi dan membuka peluang baru, baik di level lokal maupun internasional,” tuturnya.
Lalu, Dr. Salahuddin Ismail dari Universiti Utara Malaysia yang juga sebagai pemateri melalui Zoom Meeting, menyampaikan materi tentang pariwisata Malaysia yang termasuk dalam 10 destinasi wisata terbaik dunia.
Ia juga menyoroti potensi pariwisata edukasi melalui program pertukaran pelajar antarnegara.
Seminar ini menjadi wadah untuk berbagi ilmu dan pengalaman dari berbagai negara, dengan fokus utama pada bagaimana kebijakan yang efektif bisa mendukung pertumbuhan UMKM dan mengembangkan destinasi wisata internasional.
Acara yang dihadiri oleh akademisi, pengusaha, dan praktisi ini diharapkan dapat membawa manfaat besar bagi pengembangan pariwisata di Indonesia.
Dengan tema yang kuat dan diskusi yang mendalam, seminar internasional ini menunjukkan komitmen Unpas untuk berperan aktif dalam memajukan sektor pariwisata dan mengembangkan potensi UMKM sebagai pendorong utama ekonomi lokal di era globalisasi. (han)