WWW.PASJABAR.COM — Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sulawesi Tengah Hadiyanto Rasyid kecewa berat dengan kepemimpinan wasit Eko Agus Sugiharto yang memimpin laga Aceh vs Sulteng pada laga perempat final PON 2024.
Wasit Eko terlihat mengambil keputusan-keputusan yang tampak merugikan Sulteng, seperti mengabaikan pelanggaran pemain Aceh di kotak penalti serta memberikan hukuman tendangan 12 pas saat pemain tuan rumah terjatuh tanpa dilanggar di kotak 16.
Hadianto menyatakan pertandingan tersebut begitu memalukan karena wasit tidak profesional.
“Saya yakin hampir semua masyarakat Sulteng menyaksikan pertandingan sepak bola antara kesebelasan Sulteng melawan Aceh. Kita bisa saksikan bagaimana pertandingan ini begitu bobrok, dan bagaimana kepemimpinan wasit betul-betul mendzalimi pemain Sulteng,” ujar Hadianto dikutip dari Antara.
“Dengan kepemimpinan yang benar-benar tidak adil, kepemimpinan yang betul-betul bobrok, menunjukkan bagaimana model persepakbolaan kita yang sangat parah dengan apa yang disaksikan malam ini,” terangnya menambahkan.
Hadianto mengaku telah berkomunikasi dengan PSSI untuk mengajukan surat keberatan kepada induk organisasi sepak bola di Indonesia itu atas performa wasit yang tidak menjunjung keadilan dalam laga 2×45 menit.
Menurutnya laga sepak bola PON sudah tak lagi memiliki nilai lantaran telah mencoreng sepak bola Indonesia.
“Jika memang keinginan untuk memberikan emas kepada siapa, maka berikan saja emasnya. Tidak perlu lagi mengadakan pertandingan berikutnya karena pertandingan berikutnya sudah tidak memiliki nilai, sudah tidak memiliki harga diri,” ujarnya.
Dalam laga melawan Aceh, terdapat tiga pemain Sulteng yang mendapat kartu merah. Kartu merah terakhir diberikan lantaran memukul wasit yang sebelumnya memberikan penalti kepada Aceh tanpa pelanggaran berarti.
Delapan pemain Sulteng mengimbangi Aceh hingga 90 menit. Dengan skor 1-1 seharusnya laga berlanjut ke babak extra time, namun Sulteng memilih mundur dan Aceh berhak atas tiket ke semifinal.