BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Pemerintah Kabupaten Bandung bersama berbagai instansi terkait mengadakan rapat evaluasi dan rencana operasi penanganan bencana gempa bumi di Posko Utama BPBD Kabupaten Bandung, Halaman Kantor Camat Kertasari, Minggu (22/9/2024) sore.
Rapat tersebut dipimpin oleh Sekretaris Daerah sekaligus Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Cakra Amiyana, didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bandung, Ruli Hadiana, serta Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama.
Hadir pula perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BPBD Provinsi Jawa Barat, TNI, Polri, dan berbagai dinas terkait.
Dalam arahannya, Bupati Bandung Dadang Supriatna melalui Sekretaris Daerah Cakra Amiyana menekankan pentingnya kerja sama dalam penanganan bencana.
“Harus terjalinnya kebersamaan dalam melaksanakan penanganan darurat bencana, dan harus menjamin keselamatan dan kesehatan,” ujar Cakra.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya evaluasi menyeluruh untuk pemutakhiran data.
“Harus adanya geotagging lokasi pemasangan tenda dan di data peruntukannya. Selain tenda, dapur umum juga tentunya harus dilaksanakan geotagging,” tambahnya.
Terkait pelayanan kesehatan, Cakra meminta agar kelengkapan di tenda kesehatan segera diperiksa.
“Segera lakukan pemeriksaan kelengkapan di tenda kesehatan untuk mengoptimalkan pelayanan. Pada saat melaksanakan tugas harus mengutamakan keselamatan,” katanya.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan Ruli Hadiana menekankan pentingnya peran perangkat desa dalam penanganan bencana.
“Data-data yang ada di masyarakat yang mengetahui adalah perangkat desa. Jika perangkat desa tidak muncul dan menjalin komunikasi, maka penanganan bencana ini tidak akan tepat sasaran,” tegasnya.
Dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (Disperkimtan) Kabupaten Bandung, telah dikirimkan 20 tim untuk melakukan pendataan rumah yang rusak akibat gempa.
“Pada hari pertama pendataan, dari data yang didapatkan, ada 250 rumah rusak, dan setelah verifikasi di lapangan, terdapat 30 rumah rusak berat. Hingga Minggu, 22 September 2024, tim telah berhasil mendata 4.374 rumah,” jelas perwakilan Disperkimtan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama, juga mengungkapkan bahwa Tim Enumerator sebanyak 50 orang telah dibentuk untuk melaksanakan verifikasi lapangan terhadap rumah yang rusak.
“Dari total 50 Tim Enumerator akan dibagi menjadi 25 tim yang akan melaksanakan verifikasi di lapangan dengan target 1 tim mendata 20 rumah setiap harinya,” tuturnya.
Terkait pemasangan tenda pengungsi, hingga saat ini telah terpasang 164 tenda yang terdiri dari 137 tenda pengungsi, 26 tenda pos kesehatan, serta 51 tenda terpal.
“Ada 14 permintaan kebutuhan tenda dari Desa Cihawuk dan Desa Cibeureum,” ujar Uka.
Sementara itu, dari BPBD Provinsi Jawa Barat telah disiapkan tenda tiup baru yang akan digunakan untuk pelayanan kesehatan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Bandung, Zeis Zultaqawa, menyebutkan bahwa pihaknya telah mendata kerusakan bangunan, termasuk fasilitas umum dan sosial.
“Dari hasil pendataan, terdapat 33 bangunan sekolah yang rusak di Kecamatan Kertasari dan 1 bangunan di Kecamatan Pacet. Personil yang diterjunkan sebanyak 60 orang,” jelas Zeis.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung juga melaporkan bahwa hingga hari Minggu, jumlah pasien yang dilayani mencapai 2.431 orang.
“Terdapat 1 pasien yang dirujuk ke RSUD Majalaya dan kondisinya baik. Terdapat 3 ibu hamil yang melahirkan, 2 dirujuk ke RSUD Al-Ihsan, dan 1 dirujuk ke Rumah Sakit Muhammadiyah,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Yuli Irnawati Mosjasari.
Yuli menambahkan bahwa penyakit yang paling banyak diderita oleh penyintas adalah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), hipertensi, sakit kepala, dan diare.
“Dalam kasus diare, telah dilakukan penyuluhan dan pembasmian lalat,” jelasnya. Ia juga menyebutkan bahwa Puskesmas Kertasari akan kembali beroperasi di tempat yang disewa oleh Dinas Kesehatan.
Terkait distribusi makanan, Dinas Sosial Kabupaten Bandung menyiapkan 4.050 bungkus makanan untuk para pengungsi.
“Untuk pendistribusian makanan, tempat pengungsian yang terdekat dengan dapur umum menjadi prioritas. Sedangkan yang terjauh, akan didistribusikan sesuai kesepakatan dengan koordinator,” kata Kepala Dinas Sosial, A Tisna Umaran.
Ia juga meminta masyarakat yang belum terlayani dalam hal makanan agar segera menghubungi posko.
Selain itu, Diskominfo Kabupaten Bandung telah menambah unit internet untuk memfasilitasi kebutuhan komunikasi di lapangan. PDAM pun terus menyalurkan air bersih ke lokasi pengungsian.
“Dalam melaksanakan tugas penanganan bencana ini, kami berharap semua pihak bisa terus berkoordinasi agar segala kebutuhan dapat terpenuhi dengan baik,” ujar Cakra Amiyana mengakhiri rapat evaluasi tersebut. (fal)