www.pasjabar.com — Legenda timnas Arab Saudi, Fahad Al Harifi, melontarkan kritik tajam terhadap performa Green Falcons yang dianggap tidak meyakinkan meski berhasil lolos ke Piala Dunia 2026.
Menurutnya, keberhasilan Arab Saudi menembus turnamen terbesar dunia itu lebih karena keuntungan sebagai tuan rumah, bukan hasil kerja keras di lapangan.
“Kami senang lolos ke Piala Dunia untuk ketujuh kalinya, tetapi yang terjadi adalah kegagalan. Kami gagal lolos melalui babak pertama dan hanya berhasil lewat playoff dengan susah payah. Tanpa dukungan publik sendiri, kami tidak akan lolos,” ujar Al Harifi dikutip dari Kooora.
Arab Saudi memang memastikan tiket ke Piala Dunia 2026 setelah bermain imbang tanpa gol melawan Irak pada laga keempat kualifikasi di Jeddah, Sabtu (11/10).
Sebelumnya, mereka hanya menang tipis 3-2 atas Timnas Indonesia, hasil yang jauh dari ekspektasi publik.
Suporter Dianggap Penyelamat Lolosnya Arab Saudi
Sebagai sosok yang pernah membela Arab Saudi di Piala Dunia 1994, Al Harifi menilai para pemain Saudi seharusnya berterima kasih kepada ribuan suporter yang memenuhi Stadion King Abdullah.
Ia menegaskan bahwa atmosfer luar biasa dari penggemar menjadi faktor utama keberhasilan tim melangkah ke putaran final.
“Para penggemar Saudi adalah bintang sebenarnya dalam laga melawan Irak. Mereka memberi tekanan besar kepada lawan dan menyuntik motivasi tambahan bagi para pemain,” kata Al Harifi.
Legenda Al Nassr itu juga menyinggung bahwa generasi pemain saat ini belum memiliki pencapaian nyata selain sekadar lolos ke Piala Dunia atau kemenangan sensasional atas Argentina pada edisi 2022 lalu.
Arab Saudi Dianggap Alami Krisis Teknis
Fahad Al Harifi menyoroti bahwa sepak bola Arab Saudi tengah mengalami krisis teknis yang mendalam.
Meskipun memiliki fasilitas mewah dan liga domestik bertabur bintang dunia, performa tim nasional justru menurun.
“Tim nasional sedang dalam krisis teknis, dan Federasi Saudi harus bertindak cepat. Bagi saya, Hervé Renard tidak cukup kuat dalam hal taktik. Ia mungkin bagus dalam memotivasi, tapi bukan pelatih yang tepat secara teknis,” ungkapnya.
Menurut Al Harifi, hasil imbang dan kemenangan tipis melawan tim yang di atas kertas lebih lemah seperti Indonesia dan Irak membuktikan bahwa performa Arab Saudi tidak stabil dan membutuhkan arah baru sebelum tampil di Piala Dunia.
Seruan untuk Naturalisasi Pemain Baru
Dalam pandangannya, Federasi Sepak Bola Arab Saudi (SAFF) perlu membuka diri terhadap kebijakan naturalisasi pemain untuk memperkuat lini depan dan sektor-sektor yang lemah. Ia menilai langkah tersebut sudah lazim dilakukan oleh banyak negara.
“Kita perlu menaturalisasi beberapa pemain jika tidak ada bakat di posisi tertentu. Banyak negara seperti Prancis, Qatar, UEA, bahkan Indonesia sudah melakukan hal itu. Dunia sepak bola sekarang tanpa batas,” tegasnya.
Al Harifi berharap SAFF segera berbenah agar Arab Saudi tidak sekadar menjadi peserta, tetapi juga tampil kompetitif di Piala Dunia 2026 Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.












