WWW.PASJABAR.COM – Pembalap Red Bull Racing, Max Verstappen, akhirnya mengakui kesalahannya atas insiden tabrakan dengan George Russell pada Grand Prix Spanyol 2025.
Dalam pernyataan yang ia unggah di Instagram, juara dunia empat kali itu menyebut aksinya sebagai “tidak benar dan seharusnya tidak terjadi.”
“Kami memiliki strategi yang menarik dan balapan yang bagus di Barcelona sampai safety car keluar. Pilihan ban hingga akhir balapan dan beberapa manuver setelah restart membuat saya frustrasi. Yang menyebabkan gerakan yang tidak seharusnya saya lakukan,” tulis Verstappen.
“Saya selalu memberikan segalanya untuk tim, dan emosi bisa memuncak. Kita menang bersama, kita juga kalah bersama. Sampai jumpa di Montreal.”
Namun, pernyataan ini sangat kontras dengan sikap Verstappen pasca-balapan. Dalam wawancara dengan Sky Sports, ia menyepelekan insiden tersebut.
“Apakah itu penting? Saya lebih suka membicarakan balapan daripada satu momen saja,” katanya.
Russell: ‘Gerakan yang Tidak Perlu’
George Russell, yang mobilnya ditabrak Max Verstappen di Tikungan 5, menganggap insiden itu tak perlu terjadi.
“Menurut saya, saya ditabrak. Dia di posisi 4, saya di posisi 5. Saya akhirnya di posisi 4, dia turun ke posisi 10. Tidak tahu apa yang dia pikirkan, karena itu jelas merugikan dirinya dan timnya sendiri,” ujar Russell kepada Sky Sports.
Insiden ini membawa dampak besar bagi Verstappen. Ia dijatuhi penalti waktu 10 detik dan tambahan tiga poin penalti pada superlicence miliknya. Total poin penalti Verstappen kini menjadi 11 dalam 12 bulan terakhir—hanya satu poin lagi menuju larangan satu balapan.
Dengan dua poin baru akan kedaluwarsa pada akhir Juni, Verstappen harus menjalani dua balapan berikutnya. Termasuk GP Kanada, dengan risiko tinggi terkena sanksi. Jika terkena satu poin lagi sebelum 30 Juni, ia akan diskors dari satu balapan.
Red Bull merespons situasi ini dengan merilis penjelasan di situs resmi mereka mengenai sistem poin penalti FIA. Langkah ini dianggap sebagai upaya memberi pemahaman kepada penggemar. Sekaligus mengantisipasi jika Verstappen benar-benar terkena larangan balapan.
Jika skors terjadi, Red Bull kemungkinan akan menunjuk salah satu pembalap Racing Bulls. Isack Hadjar atau Liam Lawson, sebagai pengganti sementara Verstappen. Ini tentu memicu tantangan baru, baik bagi tim utama maupun tim junior Red Bull.
Riwayat Ketegangan Verstappen vs Russell
Ketegangan antara Verstappen dan Russell bukan kali ini saja. Sebelumnya, di GP Abu Dhabi 2024 dan sesi kualifikasi Qatar, keduanya juga bersitegang.
Max Verstappen bahkan pernah mengatakan ia kehilangan rasa hormat terhadap Russell dan menuduhnya “bermain kotor.” Russell, dalam satu wawancara, mengklaim Verstappen mengeluarkan ancaman pribadi kepadanya.
Verstappen menuai kritik, namun sebagian pihak menilai tim Red Bull turut bertanggung jawab. Race engineer Gianpiero Lambiase sempat memintanya membiarkan Russell lewat usai insiden pertama.
Strategi tim yang memaksanya menggunakan ban keras saat safety car masuk juga dipertanyakan.
Komentator Sky Sports, David Croft, menyatakan, “Verstappen harus menjaga perilaku selama dua balapan ke depan. Penalti 10 detik itu pantas, karena ia kehilangan banyak poin. Itu hukuman yang layak.”
Jika Verstappen terkena skors, ia akan bergabung dengan daftar pembalap legendaris yang pernah diskors. Seperti Michael Schumacher, Nigel Mansell, dan Mika Hakkinen. Sejarah mencatat, Schumacher pernah absen di dua balapan pada 1994 akibat mengabaikan penalti.
Adu Gengsi Global: Verstappen vs Kyle Larson?
Di tengah panasnya isu, Max Verstappen kembali menyita perhatian publik usai berinteraksi dengan Connor Zilisch di Austria dalam sebuah acara Red Bull.
Komentarnya membuat penggemar berspekulasi tentang kemungkinan ia menjajal ajang NASCAR dan menghadapi Kyle Larson—pembalap dominan di AS.
Meski belum ada konfirmasi, ide duel langsung Verstappen dan Larson dianggap menarik. Mengingat proyek “Project 91” milik Trackhouse Racing telah membuka pintu bagi pembalap dunia ke NASCAR. Seperti Shane van Gisbergen yang kini menjadi pembalap penuh waktu.
Verstappen kini dalam sorotan penuh. Dengan hanya selisih satu poin dari sanksi balapan, tekanan meningkat jelang GP Kanada.
Masa depan dan peluang juara dunia kelima kini berada di ujung tanduk. Mampukah Verstappen menjaga emosi dan tetap kompetitif di tengah tekanan? (han)












