BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Dosen Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pasundan (Unpas), Acuviarta Kartabi, S.E., M.E., menyoroti lonjakan harga emas batangan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
Menurutnya, kenaikan harga yang tercatat lebih dari 20 persen sejak Januari 2025 ini menunjukkan. Bahwa emas tetap menjadi instrumen investasi yang diminati.
Terutama di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan nilai tukar rupiah yang terus melemah.
“Emas kembali menjadi pilihan karena terbukti sebagai aset yang aman dan andal. Di saat nilai tukar melemah dan kondisi ekonomi global tidak menentu, masyarakat cenderung mencari investasi yang stabil,” ujar Dosen FEB Unpas ini, Rabu (14/5/2025), dilansir dari unpas.ac.id.
Menurut Dosen FEB Unpas Acuviarta, emas kini banyak dilirik, baik untuk investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Terlebih saat pasar saham seperti IHSG mengalami fluktuasi tajam yang membuat banyak investor ragu.
“Emas bisa menjadi pilihan investasi jangka pendek. Tentu dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan masing-masing individu,” katanya.
Ia menambahkan bahwa investasi emas memiliki beragam bentuk, mulai dari emas batangan hingga perhiasan.
Untuk investasi jangka panjang, emas perhiasan dinilai menarik. Karena tidak hanya berfungsi sebagai aset, tetapi juga dapat digunakan sebagai aksesoris.
Namun demikian, Dosen FEB Unpas Acuviarta mengingatkan agar masyarakat tidak hanya terpaku pada satu bentuk investasi.
“Sebaiknya masyarakat membandingkan emas dengan alternatif lain. Seperti saham, properti, atau sektor riil. Diversifikasi tetap penting,” tegasnya.
Sebagai penutup, ia memberikan pesan khusus kepada generasi muda. Agar mulai menanamkan kebiasaan berinvestasi sejak dini.
“Tidak harus berfoya-foya. Jika kita bijak berinvestasi sejak muda, kesejahteraan di masa depan bukanlah mimpi,” pungkasnya. (han)