BANDUNG, PASJABAR.COM — Pendopo Kota Bandung pada Rabu (24/4/2019), seolah jadi saksi bersatunya cinta delapan pasangan yang menikah. Mereka menikah massal dalam kegiatan Mimbar Dhuafa yang diselenggarakan Pemkot Bandung.
Mimbar Dhuafa adalah kegiatan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan. Kegiatan itu sudah berlangsung selama 30 tahun dan dilaksanakan rutin setahun sekali.
Selain nikah massal, di lokasi juga dilakukan pemberian santunan bagi dhuafa hingga berbagai acara hiburan. Mimbar Dhuafa secara tidak langsung menjadi ‘pesta’ untuk membahagiakan kaum dhuafa.
Delapan pasangan yang menikah itu mayoritas merupakan disabilitas. Salah satunya pasangan tunanetra asal Tasikmalaya, Ajat (58) dan Yayah (42). Kebahagiaan pun terpancar dari raut wajah pasangan ini. Mereka sering terlihat tersenyum.
Usai menikah, Ajat dan Yayah berharap bisa segera mendapatkan momongan. Meski begitu, mereka tidak muluk-muluk soal harapannya itu.
“Saya mah punya anak satu juga cukup,” ucap Ajat.
Bagi keduanya, bisa menikah saja sudah jadi hal yang sangat disyukuri. Sebab, jalinan cinta yang terjalin sejak Agustus tahun lalu akhirnya bisa bersatu dengan status pernikahan.
Ia pun tidak terpikir untuk berbulan madu seperti orang lain. Selain terbentur biaya, Ajat dan Yayah lebih senang mencari nafkah agar roda ekonomi di rumah tangganya bisa berputar.
Pasangan ini sama-sama merupakan tukang pijat di Tasikmalaya. Pekerjaan itulah yang ke depan diharapkan mampu menopang ekonomi keluarga, termasuk jika nantinya memiliki anak.
“Mau tetap usaha pijat aja. Kalau ada modalnya nanti mau bikin warung untuk menopang ekonomi,” tutur Ajat.
Setelah menikah, Ajat dan sang istri sangat menantikan bulan Ramadan. Sebab, Ramadan ini keduanya memiliki kehidupan dan status baru.
Yang paling dinantikan adalah momen santap sahur dan buka bersama. “Mudah-mudahan nanti juga bisa salat tarawih bareng,” tutur Ajat.
Sementara itu, Wali Kota Bandung Oded M Danial mengapresiasi pelaksanaan Mimbar Dhuafa yang konsisten berjalan setiap tahun. Apalagi, kegiatan itu tidak memakai uang rakyat alias APBD. Panitia mendapatkan seluruh pendanaan dari sponsor dan donatur.
“Saya sangat respek dan memberikan apresiasi karena ini bagian daripada visi-misi Mang Oded juga (Bandung Agamis),” ungkap Oded.
Ia pun berharap Mimbar Dhuafa akan terus berjalan di tahun-tahun mendatang. Sehingga, tradisi selama 30 tahun dalam menyambut Ramadan itu bisa tetap terjaga. (ors)
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Wakil Ketua DPP PKB, Cucun Syamsurijal mengatakan jika pesta demokrasi (Pilkada)…
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Banjir kembali melanda Dayeuhkolot dan Bojongsoang meski sudah dibangun berbagai infrastruktur…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengungkapkan bahwa guru adalah pahlawan sejati dalam pidatonya…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung telah menyelesaikan pendistribusian logistik Pilkada Serentak…