BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Persib Bandung akan dijamu Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Sabtu (6/7/2019).
Laga itu selalu menarik perhatian publik. Sebab, suporter kedua kubu dikenal sangat bersahabat. Bahkan, kedua suporter bisa dibilang sama-sama mengakui sebagai saudara. Di stadion pun mereka selalu duduk di satu tribun bersama-sama.
Itu jadi potret positif di tengah perseteruan beberapa suporter klub di Indonesia. Bahkan, tak jarang perseteruan menimbulkan luka hingga nyawa.
Pelatih Robert Rene Alberts mengatakan sudah saatnya sepakbola Indonesia berubah ke arah yang lebih baik, terutama para suporter. Jangan ada lagi perseteruan yang sama sekali tidak pernah bermanfaat.
“Menurut saya justru kultur (bermusuhan sesama) suporter harus berubah sejak jauh-jauh hari. Setiap suporter harusnya berteman dengan suporter tim lain di negara ini,” kata Robert di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Selasa (2/7/2019).
Suporter sesuai garisnya memang harusnya hanya menjadi pendukung tim kesayangannya. Tapi, suporter bukan berarti harus bermusuhan dengan suporter lain. Sikap saling menghormati tetap harus dikedepankan.
“Kamu mendukung satu klub, tapi tetap harus hormat terhadap suporter tim lain. Kita masih dalam satu negara, kita Indonesia, semua harus saling support satu sama lain,” tutur Robert.
Permusuhan suporter sendiri seolah jadi penyakit kronis dalam sepakbola Indonesia. Beberapa di antaranya adalah suporter Persib vs suporter Persija Jakarta dan suporter Persebaya vs suporter Arema FC.
Masing-masing suporter pun seolah membuat koalisi. Misalnya suporter Persib dan Persebaya yang menjadi musuh suporter Persija dan Arema, begitu juga sebaliknya.
Tapi, di balik permusuhan itu, ada pihak yang ingin mengedepankan jalan perdamaian. Hanya saja permusuhan tidak bisa dihilangkan dengan cepat hingga kini. Akhirnya, ketika kedua kubu bertemu, keributan sudah jadi hal biasa. (ors)