BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Menjadi dosen, bukan hanya sebatas profesi biasa. Karena dosen memiliki peran untuk mendidik, dimana ia membimbing dan membina mahasiswa agar tumbuh menjadi insan-insan yang memiliki karakter yang baik disamping kapasitas yang mumpuni.
“Tut Wuri Handayani, dosen juga harus memiliki kearifan, dan bijak dalam menyikapi mahasiswa, tidak asal mematahkan argumen mereka begitu saja, tapi bagaimana dapat meluruskan, membimbing, dan mengarahkan,” jelas Wakil Dekan III, Fakultas Hukum (FH) UNPAS, Dr. H. Dudi Warsudin SH. MH, kepada pasjabar.
Dudi pun mengulas bahwa ia selalu menerapkan nilai-nilai etika, moral, dan kesopanan ke dalam diri mahasiswa, dari hal sederhana seperti fokus saat mengikuti pembelajaran, membuka kelas dengan salam, serta besikap hormat kepada orang tua.
“Dalam mengajar saya pun berupaya membina mahasiswa agar menjadi cerdas dan terampil, Mendidik adalah membangun. Bagaimana lewat pendidikan akan mengubah pola pikir dan mengatur diri dalam bertindak. Dengan pendidikan juga mahasiswa akan memiliki kesadaran yang lebih luas, bukan hanya tentang dirinya, tapi masyarakat disekitarnya bahkan negara dan bangsanya,” terang pria kelahiran Bandung, 10 Mei 1958.
Berbicara pengalaman mengajar. Ayah dari tiga orang anak laki-laki ini bercerita bahwa ia mulai mengajar di Fakultas Hukum Unpas pada tahun 1993 dengan mengampu mata kuliah Hukum Tata Negara. Untuk kemudian diangkat menjadi dosen tetap pada tahun 1994.
Dalam perjalanannya ia pun pernah menjabat sebagai sekertaris jurusan hukum tata negara, kepala laboratorium hukum, koordinator program kekhususan hukum tata negara dan sejak tahun 2014 ia diamanati menjadi wakil dekan III FH UNPAS.
“Pada awalnya saya tidak tertarik menjadi dosen, dulu saya ingin menjadi insinyur, namun karena saya lahir di lingkungan pendidikan, kemudian berkuliah di fakultas hukum akhirnya saya mulai menjalani profesi sebagai pengajar,” terangnya.
Lulusan S1 UNPAS jurusan hukum tata negara tahun1986, S2 di UNPAD pada jurusan hukum tata negara tahun 2003 dan S3 UNPAS pada jurusan hukum tata negara ini pun bercerita bahwa ia sempat mengajar pada tahun 1980-an di sebuah SMP dan dari sana profesi pendidiknya mulai terlatih.
Meskipun pernah mencoba hal lain dan juga bekerja di KPU pada tahun 2008-2013, Dudi mengungkapkan bahwa baginya profesi yang paling menyenangkan tetaplah seorang dosen.
“Menjadi pengajar selain membuat saya senang dan nyaman, juga mengingatkan saya pada sebuah kutipan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang dapat bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu, dengan mengajar saya berharap dapat memberikan banyak mamfaat lewat ilmu yang saya berikan,” tandas pemilik motto “Menikmati hidup dengan damai tanpa berpikir muluk-muluk ini”.
Dudi berharap bahwa di kelak akan lahir mahasiswa-mahasiswi FH UNPAS yang cerdas intelektual, emosional dan spiritual, serta menjunjung nilai budaya dan agama.
“Seiring bergulirnya waktu FH UNPAS semakin lama semakin maju, semoga kedepannya akan kian sukses dan terus berprestasi tidak hanya di tingkat nasional tapi juga internasional,”ujarna. (Tan)