BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Mahasiswa STKIP Pasundan Cimahi menyebutkan jika mereka tidak percaya jika Pengadilan Tata Usaha Negera Bandung sudah berlaku adil dalam memutuskan sidang sengketa tanah STKIP Pasundan Cimahi.
“Demonstrasi pada siang hari ini adalah bukti dukungan kami terhadap kampus. Bagaimana mungkin institusi pendidikan diperlakukan seperti ini, kami meminta keadilan,” ujar Ketua BEM STKIP Pasundan Cimahi, Muhamad Ramdhan Aditya, kepada Pasjabar usai menggelar aksi di PTUN Bandung, Jumat (2/8/2019)
Sebelumnya STKIP digugat oleh seseorang yang mengaku keluarga ahli waris pemilik tanah STKIP Pasundan seluar 7400 meterpersegi. PTUN Bandung pun kemudian memenangkan penggugat pada tanggal 25 Juli lalu, pasca menggelar empat kali sidang.
Dinilai tidak adil, ratusan mahasiswa yang tergabung dari mahasiswa STKIP Pasundan, STIE Pasundan, Universitas Pasundan dan STH Pasundan pun menggelar aksi di PTUN Bandung.
Mahasiswa Sempat Diintimidasi
Aditya mengaku jika saat gugatan sempat ada beberapa hal yang membuat mahasiswa merasa terintimidasi, seperti adanya pengecekan kawasan diwaktu siang, sore maupun malam.
“Selain itu ada juga pemasangan spanduk-spanduk yang menimbulkan ketidaknyamanan. Juga pihak penggugat yang beberapa kali mendatangi kampus,” tuturnya.
Selain itu pada pertengahan bulan lalu, mahasiswapun pernah diintervensi saat tengah melakukan latihan rutin dilahan yang tengah menjadi sengketa padahal saat itu belum ada keputusan.
“Mahasiswa STKIP Pasundan akan terus mengawal proses dari sengketa tanah yang tengah berlangsung ini. Kami akan terus berjuang sampai kapanpun,” tekannya.
Mahasiswa jurusan PJKR angkatan 2016 ini juga menambahkan bahwa selama 33 tahun berdiri, STKIP Pasundan bukanlah kampus yang hanya sekedar berdiri, namun berhasil menjadi institusi yang luar biasa dengan menghasilkan para atlit yang berkiprah hingga internasional. Oleh karena itu, STKIP Pasundan perlu memiliki ruangnya agar tetap maju.
“Kampus kami berdiri bukan dalam waktu yang sebentar, dan sebelumnya hal ini tidak pernah terjadi. Kami tidak akan goyah maupun pesimis. Kami yakin kampus kami berhak kembali menjadi pemilik dari tanah dimana kampusnya berdiri. Kami akan tetap lawan, tegakan keadilan,” tandasnya.
Sementara itu, ketua BEM UNPAS, Limas Kuswandi yang juga turut hadir dan berdemontrasi pun mengungkapkan bahwa kehadiran BEM UNPAS merupakan bentuk solidaritas, dan atas nama dunia pendidikan yang mestinya mendapatkan keadilan.
“Kami akan terus mendukung STKIP Pasundan Cimahi mendapatkan kepemilikan tanahnya, dan kami akan terus mengawal proses pengadilan,” ucapnya. (Tan)