BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM – Meski lahir dengan keterbatasan pengelihatan, Nu’man Tsabits mampu menjadi penghafal Al-quran atau hafiz saat menginjak usia 22 tahun, karena hal itu akhirnya ia meraih beasiswa Hafiz Alquran dari Universitas Islam Bandung (Unisba).
Nu’man menyelesaikan masa studinya di SLBN-A Citeureup, Kota Cimahi, pria kelahiran 5 Mei 1995 itu berhasil menghafalkan Alquran dalam waktu empat tahun di sebuah pondok pesantren di Cirebon pada 2014 lalu.
Bermodalkan Al-quran braille dan murottal MP3 yang diputar berulang-ulang setiap hari, Nu’man ini bisa menghafal kitab suci yang berisi 6.236 ayat tersebut. “Saya sistemnya one day one page. Dalam Al-Quran ada 604 halaman jadi idealnya jika ada niatan dua tahun kurang sebaranya bisa hafal. Namun, karena di sana saya sambil mengajar dan kadang ada masa malasnya juga akhirnya baru hafal di tahun keempat ,”ujarnya.
Nu’man mengatakan, motivasi terbesarnya untuk menjadi seorang hafiz adalah kedua orang tuanya. Dia menuturkan, dari enam bersaudara hanya dirinya yang mengalami kebutaan. Pria asal Majalengka ini bercerita tentang sebuah hadis yang mengatakan bahwa hanya orang-orang penghafal Al-quran saja yang dapat memakaikan mahkota kepada orang tuanya di akhirat kelak.
“Saya sadar tidak punya kemampuan untuk membahagiakan orang tua di dunia, jangankan membalas budi untuk mebahagiakan saja sulit maka saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya di akhirat,”katanya saat ditemui di sela-sela pelaksanaan Ta’aruf Mahaiswa baru Unisba beberapa waktu lalu.
Nu’man menambahkan barang siapa yang tidak mengingat Allah yaitu membaca Al-quran maka hidupnya akan dipersulit dan akan dibangkitkan di akhirat dalam keadaan buta. “Saya tidak bisa membayangkan di dunia saya terlahir dengan kondisi seperti ini betapa susahnya jika tidak mendapatkan bantuan orang sedangkan di akhirat kepada siapa saya harus bergantung,” jelasnya.
Berkat ketekunannya dalam menghafal Al-qur’an, kini Nu’man berhasil meraih beasiswa penuh hingga sarjana melalui program hafiz qur’an di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Unisba. Dia berharap kehadriannya di kampus biru dapat menularkan energi positif kepada rekan-rekannya untuk meningkatkan kulitas diri dalam mempelajari dan mengamalkan Al-qur’an. (*/tie)