BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Pengangguran terbanyak di Kota Bandung berasal dari SMK, hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Penempatan Ketenagakerjaan pada Disnaker Kota Bandung, Marsana.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung, jumlah pengangguran di Kota Bandung 96.465.
“Angka tersebut didapatkan dari data BPS per 2018. Sementara untuk tahun ini, kami belum mendata ulang,” ujar Kepala Bidang Penempatan Ketenagakerjaan pada Disnaker Kota Bandung, Marsana.
Dari data di atas, yang paling banyak menyumbang pengangguran adalah, SMK 24.200 orang, Perguruan tinggi 24.000, SMA, 20.890 orang, SLTP 13.093 orang, untuk SD dan tidak tamat sebanyak 13.924 orang.
“Hal ini menunjukkan ada ketidak sinkronan antara output dunia pendidikan dan kebutuhan dunia kerja,” tambahnya.
Karenanya, Marsana mengatakan, pihaknya mendorong agar SMK dan Perguruan tinggi membuat bursa kerja khusus (BKK).
Selain itu, BKK juga membuat MoU dengan perusahaan di daerah Karawang, Tangerang dan sekitarnya terkait penyerapan tenaga kerja.
“Dengan begitu, pihak sekolah bisa membantu alumninya untuk mendapatkan pekerjaan,” katanya.
Sebenarnya, lanjut Marsana, pihaknya menginginkan para lulusan SMK dan Perguruan tinggi, tidak hanya mengandalkan mencari lowongan pekerjaan. “Kami berharap mereka bisa menciptakan lowongan kerja lewat dunia usaha,” katanya.
Menurut Marsana, wira usaha baru ini, bisa membantu mengurangi pengangguran di Kota Bandung.
Setiap tahun setidaknya ada 1200 wira usaha baru (WUB) yang mendapat pelatihan. “WUB ini terdiri dari kelompok dan perorangan,” katanya.
Meski memang tidak banyak yang bisa bertahan untuk berkembang menjadi pengusaha. “Kalau dari 1200 itu ada 10 % saja yang bertahan, itu sudah bagus,” lanjut Marsana.
Meski demikian, Marsana tetap berharap semua upaya dapat membantu target pengentasan pengangguran hingga 8,2 % pada 2032.
“Mudah-mudahan angka pengangguran tidak bertambah lagi,” pungkasnya. (Put)