BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM — Kusnadi (37) dalam kesehariannya berprofesi sebagai penjual cilung alias aci digulung. Ini merupakan jajanan yang biasanya dibeli anak-anak.
Bahan dasar cilung ini terbuat dari aci atau tepung tapioka yang dicampur air. Campuran ini kemudian akan dituang di atas wajan, diberi aneka bumbu, kemudian digulung menggunakan tusuk sate. Sehinga, tampilannya mirip seperti sate lilit.
Menggunakan tanggungan, Kusnadi biasa berjualan cilung di kawasan Sederhana hingga Pasteur. Untuk satu tusuknya, ia menjual dengan harga Rp1.000. Tapi, pembeli juga bisa membeli dengan harga lebih agar ukuran cilungnya lebih besar.
Sehari, rata-rata ia memiliki omzet Rp200-250 ribu. Namun, yang istimewa, ia menggratiskan cilungnya bagi anak yatim. Hal ini dilakukan Kusnadi sejak setahun lalu.
“Saya jualan cilung sudah empat tahun, digratiskan untuk anak yatim sudah setahun,” ujar Kusnadi.
Rasa ingin berbagi kepada anak yatim membuat Kusnadi sengaja menggratiskan dagangannya. Sebab, ia ingin anak yatim yang tak mampu juga bisa menikmati cilungnya seperti anak-anak lain.
“Ini kepikiran begitu aja. Jadi, dalam hati ingin kasih ke anak-anak yatim. Saya enggak bisa ngasih berupa uang, jadi ngasihnya ini,” jelas Kusnadi.
Dalam sehari, selalu saja ada anak yatim yang diberikan cilung gratis. “Tapi saya enggak pernah menghitung berapa anak yatim yang dikasih,” tuturnya.
Bagi Kusnadi, tak perlu menghitung berapa banyak yang ia berikan. Sebab, ia yakin apa yang dilakukan tak akan membuatnya rugi.
“Bahkan kadang suka ada rezeki yang datang tiba-tiba,” ungkap pria asal Brebes ini.
Ia pun merasa kehidupan dan rezekinya terasa lebih lancar. Bahkan, ia bisa menyekolahkan anak sulungnya yang kini duduk di kelas 2 SMA di Brebes, termasuk membesarkan anak kedua yang masih balita.
“Alhamdulilah untuk kebutuhan semuanya tercukupi,” ucap Kusnadi.
Sementara dalam memberikan cilung gratis, anak yatim biasanya tidak pernah bicara pada Kusnadi bahwa ia seorang yatim. Biasanya, justru teman si anak yatim yang memberi tahu Kusnadi.
“Kalau anak yatimnya biasanya enggak mau ngomong, temennya yang suka kasih tahu saya,” katanya.
Kusnadi pun akhirnya memiliki anak yatim yang rutin diberi cilung gratis setiap kali berjualan. Bahkan, ia sudah tahu di setiap daerah yang dilewatinya berjualan ada berapa anak yatim.
Dalam tanggungannya, Kusnadi pun menuliskan ‘Gratis untuk Yatim’. Sehingga, apa yang dilakukannya bisa diketahui banyak orang. Bahkan, sesekali ada yang ikut menitipkan rezeki melalui Kusnadi agar diberikan pada anak yatim.
“Kalau ada yang nitip uang, nanti biasanya saya kasih cilung ke anak-anak, terus dikasih uang titipan dari yang ngasih,” tandas Kusnadi. (ors)
WWW.PASJABAR.COM -- Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan pernyataan terkait peluang kiper Como 1907, Emil…
WWW.PASJABAR.COM -- Insting Shin Tae-yong sebagai pelatih terbukti dengan memasang Marselino Ferdinan sebagai starter saat…
KABUPATEN BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM -- Banjir kembali melanda Dayeuhkolot dan Bojongsoang meski sudah dibangun berbagai infrastruktur…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengungkapkan bahwa guru adalah pahlawan sejati dalam pidatonya…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung telah menyelesaikan pendistribusian logistik Pilkada Serentak…
BANDUNG, WWW.PASJABAR.COM - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyambut dengan antusias kehadiran beberapa legenda sepak…